GenPI.co - Penelitian mengakui sikap defensif yang terlihat pada orang narsis. Mereka berkomitmen pada sudut pandang mereka sendiri karena berbagai alasan psikologis.
Karena tidak mampu menggeser, mengubah, atau mengubah posisi mereka, mereka "digali", memahami diri mereka sendiri sebagaimana mestinya.
Dilansir Psychology Today, orang narsis menerapkan sejumlah strategi untuk menghindari informasi yang menantang.
Sering kali mereka tidak mengakui dan bahkan mungkin tidak menyadari apa yang mereka lakukan. Apa saja?
Menyalahkan
Orang narsis memberikan tanggung jawab atas kesalahan atau akibat negatif kepada seseorang atau hal lain. Dia menolak untuk bertanggung jawab.
Mereka sering mengatakan, “Itu salahnya, bukan salahku.", "Saya tidak ada hubungannya dengan itu.", “Itu adalah ide gilanya.”
Pembenaran
Orang narsis memberikan alasan untuk membuktikan gagasan, posisi, atau perilakunya akurat atau berharga. Mereka mengatakan:
“Jika saya tidak memecahkan masalah ini, hal ini akan menjadi tidak terkendali.”
“Jika kamu tahu seberapa buruknya, kamu akan melakukan hal yang sama.”
Konsensus
Orang narsis mengeklaim bahwa posisi atau perilakunya didasarkan pada “pengetahuan umum”, yaitu pendapat, posisi, atau pengalaman yang diterima secara umum dan diakui di antara sekelompok besar orang. Mereka mengatakan:
“Semua orang setuju dengan saya—bahkan anak-anak.”
“Jika kamu mencarinya, kamu akan melihat bahwa semua orang setuju dengan hal ini.” (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News