GenPI.co - Berbohong dengan kebaikan tampaknya tidak berbahaya, namun bisa merusak kesejahteraan dan hubungan.
Kebohongan ini dianggap dapat diterima karena niatnya mulia untuk melindungi seseorang agar tidak merasa sakit hati.
Tapi mari kita jujur. Berbohong demi kebaikan lebih berkaitan untuk melindungi diri kita sendiri. Banyak di antara kita yang tidak tahu cara menerima ketidaknyamanan, dan kebohongan ini adalah jalan keluar yang mudah. Berikut adalah alasannya.
Untuk menghindari rasa bersalah
Kamu membuat rencana makan malam dengan seorang teman beberapa minggu yang lalu, tetapi ketika hari itu tiba, kamu menyadari bahwa kamu lelah, dan sedang tidak mood.
Daripada mengatakan yang sebenarnya, kamu menciptakan keadaan yang meringankan untuk keluar dari situasi tersebut dan kemudian merangkak ke bawah selimut.
Untuk menghindari penghakiman
Kamu adalah "orang kuat" di keluarga kamu, jadi kamu berbohong tentang perasaan karena kamu tidak ingin mereka khawatir.
Kamu mengatakan "iya" padahal seharusnya kamu mengatakan "tidak". Kamu berkata, "Saya mengerti" padahal seharusnya kamu mengatakan, "Saya butuh bantuan".
Kamu mengira itu karena kamu tidak ingin membebani mereka, tapi mungkin kamu takut mereka akan menilai kamu lemah.
Untuk mencegah kekecewaan
Kamu terlambat ke kantor karena ketiduran. Kamu memberi tahu atasan kamu bahwa salah satu anak kamu sakit, takut mereka akan kecewa mengetahui bahwa kamu adalah manusia yang memiliki kekurangan seperti orang lain. Dilansir Psychology Today. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News