GenPI.co - Pengabaian berdampak pada anak hingga masa dewasa, terutama jika hal itu terjadi pada tahun-tahun perkembangan yang penting.
Anak yang diabaikan menghasilkan trauma yang dapat bermanifestasi sebagai ciri-ciri disfungsional di dalam dan di luar hubungan. Berikut karakteristik yang paling umum:
1. Kewaspadaan berlebihan
Ketika seorang anak harus menjadi sistem pendukung emosionalnya sendiri, seperti ketika mereka diabaikan di masa mudanya, mereka sering kali mengembangkan ketakutan dan kecemasan yang tidak rasional.
Sering kali mereka melaporkan rasa takut yang kuat terhadap sesuatu yang buruk terjadi, selalu merasa gugup atau gelisah. Diabaikan membuat rasa aman seseorang menjadi tidak stabil.
2. Perilaku yang tidak teratur atau membuat ketagihan
Ketika anak-anak tidak mempelajari perilaku menenangkan diri untuk menghadapi perasaan negatif dan tidak nyaman yang muncul karena ditinggalkan (atau pengalaman menyusahkan lainnya), mereka mungkin akan beralih ke makanan atau zat lain sebagai sumber kenyamanan ketika perasaan tersebut muncul.
3. Kesulitan bersikap asertif (atau sebaliknya, bersikap terlalu agresif, sebagai mekanisme pertahanan)
Ketika kita menginternalisasikan pesan bahwa kita tidak layak mendapatkan cinta dan dukungan, seperti yang dilakukan oleh banyak orang yang ditinggalkan, kita berjuang untuk bersikap tegas pada saat dibutuhkan.
Beberapa orang memberikan kompensasi yang berlebihan terhadap perasaan negatif ini dengan bersikap agresif, sebagai cara untuk mencegah orang lain menyakiti mereka lagi.
Ada pula yang kesulitan membela diri, sering kali karena takut membuat orang lain kesal. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News