GenPI.co - Terdapat tiga alasan mengapa memilih single adalah hal yang tepat sebelum benar-benar kembali menjalin sebuah hubungan asmara yang serius.
Data dari brightside mencatat bahwa pada tahun 1960, sekitar 10 persen populasi orang dewasa di dunia berstatus lajang atau single.
Kemudian pada tahun 2012, jumlah lajang atau single orang-orang di dunia meningkat menjadi 20 persen.
Hingga kini, banyak yang beranggapan bahwa para lajang sering dianggap gagal atau antisosial.
Namun kenyataannya, lajang atau single bisa dikatakan sebagai sebuah pilihan dan tindakan kepedulian terhadap diri sendiri.
Berikut ini adalah tiga alasan memilih lajang atau single adalah hal yang tepat sebelum menjalin hubungan asmara yang lebih serius, dilansir dari brightside, Sabtu (26/8).
1. Terhindar dari Toxic Relationship
Dalam masyarakat yang masih menghargai keluarga dan pernikahan, para lajang sering kali tidak disukai secara sosial.
Sejak kecil, manusia sudah diajari bahwa semua orang diharapkan tumbuh dewasa, menikah, dan punya anak.
Orang-orang yang tidak ingin menikah, atau memiliki anak, langsung mendapat stigma buruk, dan mereka dapat merasakan banyak tekanan dari kerabat bahkan orang asing.
Hal itu banyak orang yang mengira ada yang salah dengan diri mereka sendiri jika masih berstatus lajang.
Jadi, orang berusaha untuk 'tidak salah' di mata sosial, dan sering kali lebih memilih hubungan yang penuh kekerasan alias toxic relationship daripada kesendirian karena hal itu lebih dapat diterima secara sosial.
Namun, jauh lebih baik bagi seseorang untuk keluar dari toxic relationship dan hidup bahagia sendiri daripada tetap berada di lingkungan yang beracun hanya karena pendapat orang lain.
2. Belajar Memahami Diri Sendiri
Psikolog mengatakan bahwa sangat penting untuk belajar menyelaraskan diri dengan diri sendiri.
Tanpa memiliki hubungan yang sehat dengan diri sendiri, tidak mungkin memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain.
Dengan menerima kesendirian, orang lajang atau single lebih terbuka terhadap pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri dibandingkan saat setelah menikah nanti.
Itu karena sebuah pernikahan sangat bergantung pada pasangannya yang bisa memulai mendefinisikan mereka sampai batas tertentu.
Bagi sebagian orang, menjadi lajang adalah cara menjalani hidup semaksimal mungkin. Orang yang merasa nyaman sendirian biasanya mengandalkan dirinya sendiri dan memercayai suara hati yang membimbingnya.
Hal ini memberi mereka banyak kebebasan dan kesempatan untuk memikirkan diri sendiri dan kebutuhan mereka, bukan memikirkan kebutuhan orang lain.
Selain itu, mereka dapat membuat pilihan yang lebih baik karena mereka tidak memiliki pengaruh dari luar.
3. Bebas, Produktif, Tidak Stres dan Mandiri
Menjadi lajang atau single berarti memiliki kebebasan dalam melakukan apa pun tanpa larangan, dengan mandiri sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Selain itu, orang-orang single juga lebih produktif dalam bekerja karena menghargai pekerjaan mereka tanpa adanya gangguan dari orang luar.
Tidak stres menjadi salah satu kunci utama single, karena tidak perlu memikirkan perasaan pasangan, masa depan pernikahan, cicilan bersama, biaya pernikahan dan sebagainya.
Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang lajang lebih memperhatikan teman dan keluarganya dibandingkan orang yang sudah menikah.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News