Mewahnya Kain Ulos Tobatenun Dalam Corak Dewa Batak Kuno

20 Oktober 2022 11:20

GenPI.co - Tobatenun memperkenalkan koleksi couture pertamanya yang bertajuk “Kayu & Kosmos” dalam peragaan busana yang digelar pada hari Rabu, 19 Oktober 2022 di La Moda, Plaza Indonesia.

“Kayu & Kosmos” merupakan koleksi couture pertama Tobatenun yang terdiri dari 17 koleksi couture, seperti women’s wear (dress, outer, vest, cape, bralette, pants, corset), men’s wear (shirt, trouser, blazer, t-shirt, overalls, jacket) dan aksesori (bucket hat, drawstring bag).

Koleksi ini terinspirasi dari dewa-dewa Batak kuno yang biasa terukir di ruma bolon sebagai doa-doa perlindungan dan merepresentasikan tradisi kosmologis yang kaya pada tradisi Toba sebelum kolonisasi Eropa dan agama luar.

BACA JUGA:  Rayakan Hari Batik dan Kesehatan Mental, Seeing The Unseen Gelar Pameran

Warna biru (balau) dari Ulos Bintang Maratur dan merah (rara) dari Ulos Ragi Hotang merupakan representasi Air dan Api, dua kebutuhan dalam perkembangan manusia.

Seluruh koleksi “Kayu & Kosmos” tentunya menggunakan pewarnaan alam, seperti Indigo (biru), tingi (merah-kecoklatan) dan jior (coklat tua). 

BACA JUGA:  Menilik Pesona Kampung Ulos Samosir, Diresmikan Jokowi Hari Ini

“Acara ini merupakan wujud komitmen kami dalam merevitalisasi dan melestarikan kain ulos, serta mengapresiasi para Partonun Ulos yang terus menjaga warisan budaya serta menghasilkan kain Ulos yang luar biasa,” Kerri Na Basaria selaku Founder & CEO PT Toba Tenun Sejahtra dalam keterangan resminya.

Koleksi runway dipadankan dengan bemberg, linen dan katun. Selain itu, manik-manik dan sulaman yang rumit dibuat dalam berbagai rupa makhluk spiritual yang menawarkan keamanan serta kenyamanan bagi penggunanya.

BACA JUGA:  Berdayakan Perajin Tenun, Denny Wirawan Hadirkan Kain Bali dalam Langkah

Melalui koleksi ini, Tobatenun ingin mengangkat seni pahatan pada tradisi Batak Toba yang sering kali terabaikan atau terlupakan.

Seni ukir atau pahatan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat Toba. Dengan mengangkat seni ini, harapannya dapat menjadi langkah untuk menghidupkannya kembali. 

Peningkatan kompetensi perajin kain ulos menjadi hal yang sangat penting untuk keberlanjutan ekosistem Ulos agar mereka dapat mengembangkan keterampilan diri dan beradaptasi dengan modernisasi.

“Maka dari itu, Tobatenun konsisten memberdayakan para Partonun dengan memfasilitasi dalam segi pelatihan, pendidikan dan pendampingan, serta memberikan dukungan melalui Rumah Komunitas yang didirikan, yaitu Jabu Bonang serta Jabu Borna untuk membuka potensi baru bagi para Partonun,” jelas Kerri.

Mengangkat tema “Parompuan dan Ulos” untuk merayakan Hari Ulos Nasional, Tobatenun juga baru saja menjalankan program pengembangan Partonun perempuan.

Program tersebut berupaya untuk mengidentifikasi dan membina setiap champion daerah untuk menggali kebutuhan serta masalah yang dihadapi para mitra dalam proses menenun, sehingga nantinya setiap champion dapat membangun komunitas Partonun di daerahnya masing-masing.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co