GenPI.co - Modus penipuan lewat pesan singkat atau telepon marak terjadi seiring dengan banyaknya korban yang kehilangan sejumlah uang di rekening.
Enda Nasution, Co-Founder Suvarna.ID mengatakan, cara kerja begal rekening dengan modus social engineering (soceng) dapat dikatakan cukup cepat, bahkan kurang dari 5 menit.
“Pelaku berkomunikasi dengan korbannya melalui telepon ataupun layanan pesan singkat maupun chatting,” ucap Enda dalam keterangan resminya.
Dimas Harris Sean Keefe, Phd in International Trade and Commerce Pusan National University, South Korea menambahkan guna menghindari modus soceng masyarakat perlu meningkatkan keamanan.
"Bukan hanya cyber security namun juga pemahaman pengguna akan personal security," kata Dimas harris.
Dia melanjutkan, selaku berusaha untuk menipu korban agar memberikan akses terhadap data-data pribadi seperti nomor kartu kredit, PIN, OTP, CVV/CVC, nama ibu kandung dan data personal lainnya, dan 'boom' saldo di rekening dapat raib.
Setelah memberikan akses data pribadi, pelaku langsung mengambil seluruh data yang diberikan sebelum korbannya sadar bahwa dia telah ditipu dan telah memberikan akses terhadap data pribadi kepada orang yang tidak dikenal.
Serangan social engineering dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti melalui telepon, file yang di download, popup palsu, hingga yang paling sering, link palsu.
Berikut ciri-ciri modus soceng yang marak terjadi saat ini, yaitu:
Setelah korban menolak perubahan tarif transaksi baru pelaku akan mengirimkan link untuk mengisi data pribadi seperti PIN, OTP, dan password.
Penipu menawarkan jasa upgrade menjadi nasabah BCA Solitaire dan Prioritas melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, atau Whatsapp.
Nasabah tertarik terhadap tawaran tersebut lantaran promosi yang cukup menggiurkan berupa rendahnya ketentuan minimal tabungan yang harus dimiliki nasabah bank reguler untuk meningkatkan tabungan menjadi Prioritas maupun Solitaire, salah satunya hanya Rp 10 juta.
Akun-akun palsu itu muncul ketika ada nasabah yang menyampaikan keluhan terkait layanan perbankan.
Pelaku akan menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhannya, sehingga diarahkan ke website palsu pelaku.
Saat ini juga terdapat akun di sosial media yang menawarkan menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan rumit.
Pelaku akan meminta korban mentransfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News