GenPI.co - Tentu saja tidak ada yang mau menjadi korban perselingkungan. Pelaku perselingkuhan boleh saja bersenang-senang dengan pasangan selingkuhnya.
Namun, bagaimana dengan korban perselingkuhan? Tidak hanya merasa sedih, terkejut, atau ingin marah, korban perselingkuhan harus menghadapi sebuah kenyataan pahit mengenai hubungan cinta yang harus dihiasi oleh kejadian yang tidak menyenangkan.
Merasa tidak berharga
Tidak hanya merasa disakiti, seseorang akan cenderung merasa tidak berharga. Korban perselingkuhan merasa pasangan selingkuh karena dia tidak bisa memenuhi keinginan pasangan.
Dia akan merasa tidak mampu hingga akhirnya merasa kehilangan harga diri. Dia juga akan cenderung menyalahkan diri sendiri terhadap perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan.
Gangguan kecemasan
Masalah kesehatan mental terhadap korban perselingkuhan yang juga mungkin muncul adalah gangguan kecemasan.
Masalah ini biasanya muncul saat seseorang merasa di bawah tekanan atau ancaman. Setelah diselingkuhi, korban perselingkuhan cenderung trauma terhadap hal yang telah dialaminya.
Kondisi ini akan menjadi makin parah jika perselingkuhan ini berdampak besar pada aspek kehidupan korban lainnya. Hal ini mungkin terjadi pada korban perselingkuhan yang sudah menikah dengan pasangannya.
Masalah makan
Perubahan selera makan juga mungkin terjadi jika seseorang sedang merasa dalam kondisi stres dan tertekan.
Hal ini mungkin kasusnya berbeda pada tiap orang. Pasalnya, ada orang yang cenderung lebih banyak makan saat tertekan, tapi ada juga yang justru kehilangan selera makan sama sekali saat berada di kondisi yang sama. (hellosehat)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News