Festival Kaaruyan, Simbol Harmoni Dan Kebersamaan Ragam Budaya

29 Juli 2019 10:04

GenPI.co – Warga etnis Minahasa yang bermukim di Desa Kaaruyan, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo menggelar Festival Kaaruyan. Puncak festival yang dimulai sejak tanggal 25 Juli 2029 itu ditandai dengan ibadat ucapan syukur  oleh umat Kristiani setempat.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie hadir dalam festival ini. Ia didampingi Bupati Boalemo Darwis Mooridu serta Wakil Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) Pusat, Rudy Sumampouw.

Festival Kaaruyan digelar  oleh masyarakat Minahasa yang berada di perbatasan Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tengah. Mereka sudah mendiami wilayah ini sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda, sekitar awal abad XX.

Meskipun berada di wilayah berbudaya Gorontalo, masyarakat Kaaruyan hidup rukun bersama warga setempat. Bahkan hidup harmoni dan toleran ini berlanjut hingga saat ini.

“Festival Kaaruyan merupakan bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas kehidupan yang indah ini,” kata Nico, warga Kaaruyan, Senin (29/7).

Baca juga:

Lestarikan Budaya Minahasa di Gorontalo, Gubernur Beri 250 Juta

Liburan ke Bali, Turis Asing ini Malah Nyolong Barang Penginapan

Semargres 2019 Ditutup, Dua Warga ini Dapat Hadiah Mobil

Festival Kaaruyan ini diisi dengan karnaval dan pergelaran seni budaya. Ada juga seminar budaya serta Kaaruyan Open Turnament PUBG 2019 yang diikuti oleh peserta dari Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo.

“Kegiatan ini merupakan kali kedua yang kami laksanakan. Tujuannya untuk menjaga eksistensi pelestarian keragaman budaya di Kaaruyan, sebab sebagaimana diketahui desa kami menjadi salah satu desa wisata budaya di Boalemo,” jelas Kepala Desa Kaaruyan, Ronal Ch Rampi.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengapresiasi Festival Kaaruyan. Menurutnya, festival ini membuktikan bahwa Gorontalo terdiri dari beragam etnis, suku dan agama. Salah satunya suku Minahasa dengan identitas agama kristiani yang dianut.

“Berbicara Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK), masyarakat Gorontalo juga ada KKIG (Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo), ada juga KKIJ (Kerukunan Keluarga Indonesia Jawa). Keberagaman budaya, etinis dan agama ini menjadi kekuatan kita yang diikat oleh Empat Pilar Kebangsaan,” tutur Rusli.

Rusli Habibie juga mengapresiasi kerukunan umat beragama yang ada di Gorontalo. Meski berbeda agama, suku dan budaya namun senantiasa hidup rukun dan damai satu sama lain.

“Saya sangat salut dengan kerukunan ini. Tidak pernah saya dengar ada masalah berbau Sara. Tidak pernah ada. Ada Minahasa, Sangihe, Jawa, Arab, Cina semua ada di Gorontalo. Kita punya komitmen pemerintah provinsi, kabupaten/kota sampai desa melayani dengan sepenuh hati dengan semboyan torang samua basudara,” ujar Rusli Habibie.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co