GenPI.co— Berjalan kaki adalah kegiatan yang menyehatkan dan juga menjaga lingkungan agar tidak makin terpapar polusi kendaraan bermotor, karena itu setiap usaha yang akan memudahkan pejalan kaki untuk mendapatkan haknya harus didukung.
Salah satu infrastruktur penting untuk mendorong orang mau berjalan kaki, adalah keberadaan trotoar yang memanjakan pengguna pedestrian.
Namun sebenarnya apa saja sih yang sebaiknya ada dan tidak ada di trotoar agar pejalan kaki menikmati hak mereka?
Baca juga:
Trotoar Buat Pejalan Kaki di Siang Hari, Ruang Publik Malam Hari
Trotoar Keren Sudah Ada di Jakarta, Tapi…
Yoga Adiwinarto, Country Manager Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) mengatakan bahwa segala hal yang tidak ada kaitannya dengan pejalan kaki sebaiknya dihilangkan dari trotoar.
Sehingga menyisakan hanya hal-hal yang terkait dengan pejalan kaki saja, apa saja? Ini kata Yoga dan Djoko Setijowarno,Ketua Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat.
Harus Ada PKL tapi Berizin
Djoko Setijowarno mengatakan bahwa sebaiknya ada pedagang kali lima di trotoar, mereka akan menyediakan minuman dan makanan ringan yang dapat memudahkan pejalan kaki.
Namun keberadaan PKL ini harus diatur tempatnya dan barang dagangannya agar trotoar tetap bersih dan rapi.
Pemerintah melalui instansi terkait yang mengelola trotoar harus memastikan bahwa yang bisa berjualan di trotoar, hanyalah PKL yang telah mendapatkan izin dan mereka hanya berjualan di tempat dan waktu yang telah ditentukan.
ITDP pun menyetujui keberadaan PKL di trotoar. “Boleh, asal tempatnya disediakan” kataYoga kepada GenPIco di Jakarta, baru-baru ini.
Pohon
“Buatlah trotoar yang teduh, trotoar di Jakarta dan Singapura sama-sama lebar tapi di Singapura lebih nyaman karena banyak pohonnya,” ujar Djoko Setijowarno.
Selain memberi ruang teduh, pepohonan juga bisa membantu menyegarkan lingkungan, karena menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen.
Taman
Sebuah kota di India yang bernama Pune berhasil mengalahkan Jakarta dan mendapatkan penghargaan utama Sustainable Transport Award 2020 di Fortaleza Brazil, salah satunya karena membangun taman di trotoar, dengan sejumlah fasilitas pendukunganya.
Kursi
Pengelola trotoar dapat pula menyediakan kursi di trotoar, terutama pada tempat teduh di bawah pohon atau di dekat taman. Kursi akan menjadi fasilitas yang bermanfaat bagi pejalan kaki yang lelah atau yang memerlukan tempat singgah sejenak.
Trotoar di jalan Sudirman, Jakarta Pusat yang super lebar (foto: IG @ijoeel)
Tempat Bermain
Jika tersedia ruang yang cukup pada trotoar, maka tempat bermain kecil akan membuat anak-anak menjadi suka dan terbiasa berada di trotoar,
Yoga malah menyarankan bila terdapat ruang yang memadai, maka tidak ada salahnya disediakan tempat bermain futsal yang terbuka dan bisa dimanfaatkan pejalan kaki serta tidak mengganggu perjalanan mereka.
Jalur Sepeda
“Diberikan jalur sepeda yang dibuat sama tinggi dengan trotoar, jangan sama kayak jalan, kalah sepedanya,” ujar Djoko Setijowarno. Jalur sepeda ini akan merupakan jalur tersendiri yang menempel pada trotoar dan memiliki ketinggian yang sama dengan trotoar sehingga akan memberikan keamanan bagi penggunanya.
Jangan Ada Pot Bunga
“Penghijauan bukan meletakkan pot bunga di tengah trotoar,” kata Djoko Setijowarno. Terutama bila pot bunganya memakan banyak bagian trotoar sehingga menghalangi pejalan kaki.
Larangan Dilalui Mobil dan Motor
Trotoar adalah tempat orang untuk berjalan kaki, bukan tempat orang memarkirkan kendaraan. Hal yang paling menyedihkan dari mobil yang diparkirkan di trotoar, adalah ketika pejalan kaki tunanetra hendak mempergunakan haknya.
Mereka berjalan kaki di trotoar mengikuti ubin pemandu bewarna kuning, namun perjalanan mereka kerap terganggu oleh mobil yang diparkirkan di atas ubin pemandu, membuat mereka kebingungan untuk melanjutkan perjalanan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News