GenPI.co - Setiap pasangan tentu mendambakan hubungan yang harmonis. Namun, masalah terkadang terjadi begitu saja seperti adanya ketidakcocokan prinsip, sifat pasangan yang mulai kasar hingga isu perselingkuhan.
Dilansir dari Psychology Today, seorang psikolog Jeffrey Bernstein Ph.D. mengatakan ada lima tanda bahwa hubungan Anda buntu dan harus segera diakhiri. Salah satu penyebabnya adalah hubungan tersebut tak lagi memiliki nilai dan hanya akan menjadi toxic jika terus dilanjutkan.
Selain itu, masih ada 5 sinyal bahwa hubungan Anda harus segera diakhiri. Apa saja?
Hubungan Bergeser ke Arah Negatif
Hubungan sepasang kekasih dilandasi dari rasa saling suka. Hal ini bisa dikatakan “fase luar biasa” yang biasanya berlangsung tiga hingga enam bulan.
Namun, jika Anda sudah melewati fase ini dan berada pada titik selalu bertengkar dan jarang berkomunikasi, lebih baik Anda mengomunikasikannya dengan baik.
Jika tidak menemukan jawaban, Anda harus berhenti karena hubungan dengan banyak pertengkaran yang berulang adalah hubungan yang buruk bagi psikologi.
Anda Tidak Bahagia
Bersama adalah perihal menyatukan dua pikiran dan hati. Jika Anda menuntut pasangan Anda seperti si A, B, C, atau sebaliknya, dan di antara keduanya tidak saling menerima kekurangan, lebih baik akhiri hubungan sekarang juga.
Kemungkinan besar, perdebatan saling menuntut akan terus terjadi sepanjang hidup jika keduanya tidak saling merelakan.
Toleransi Memudar
Apa Anda selalu marah pada segala hal yang dilakukan pasangan, padahal di masa lalu Anda membiarkannya berjalan dengan mudah? Atau Anda menghabiskan waktu dengan konflik daripada menikmati waktu Anda bersama pasangan?
Mungkin juga Anda merasa muram tentang masa depan dengannya? Dan tidak ada obrolan tentang hal itu? Jika hal-hal itu sedang terjadi, berarti Anda berada dalam situasi hubungan yang buntu.
Anda Terus Berkorban
Setiap hubungan memang perlu pengorbanan dan kompromi untuk menunjukkan kalian menghargai serta mencintai satu sama lain. Tapi apa jadinya kalau Anda yang terus-terusan berkorban?
Bernstein mengatakan bahwa Anda harus mengingat-ngingat, apakah selama ini pengorbanan tersebut berjalan dua arah.
“Apa pasangan juga rela berkorban untukmu di masa lalu dan masa depan? Apa pasangan hanya berharap kamu yang berkorban untuk mengakomodasi kebutuhannya?” ujar Amie.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News