Ponorogo harus menjadi destinasi liburan utama tahun ini. Selain alamnya, Ponorogo juga menyajikan beragam budaya terbaik sepanjang tahun. Total ada 85 event unik dan menarik. Genrenya lengkap. Unsur tradisional dikolaborasikan dengan warna budaya kontemporer.
“Atraksi yang ditampilkan Ponorogo ini luar biasa dan harus diapresiasi. Selain atraksinya, amenitas dan aksesibilitasnya juga luar biasa. Jalan dan moda transportasi menuju Ponorogo sangat bagus. Di sana juga ada banyak hotel atau penginapan. Jadi, pastikan Ponorogo ini destinasi liburan sepanjang 2019,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Sabtu (5/1).
Membidik arus kunjungan maksimal wisatawan, 4 event dirilis sebagai pembuka tahun 2019. Gairah di bulan Januari ditandai Lomba Fotografi dan Videografi, Kamis (10/1). Lomba ini jadi stage kreativitas bagi generasi zaman now. Mereka bisa mengekplorasi alam dan budaya Ponorogo, lalu memberikan input terkait lingkungan.
Lalu ada Pentas Reyog Bulan Purnama disajikan Senin (21/1). Kemeriahan Januari pun ditutup dengan Pentas Wayang Kulit yang digelar Sabtu (26/1
Pada Februari 2019 ada 7 event yang tersaji. Bumi Reog menampilkan Gebyar Jathil Massal pada Kamis (17/2). Jathilan ini merupakan elemen penting dalam Reog. Tarian ini menjadi gambaran prajurit berkuda Kerajaan Bantarangin. Nantinya tarian ini akan melibatkan ribuan pelajar, seniman, dan pelaku seni Bumi Reog.
Bumi Reog juga menyelipkan kekuatan kulinernya. Ada Festival Ngopi Bareg dan Pesta Durian. Festival Ngopi Bareng ini dirilis Sabtu (23/2). Sehari setelahnya, ada Pesta Durian. Ponorogo memiliki Kampung Wisata Durian dengan luasan perkebunan 3 Hektar. Ada 15 jenis tanaman durian yang dikembangkan dengan jumlah 400 batang pohon. Beberapa durian yang familiar, yaitu varian kunir, bokor, sipi, hingga jenis unggul kanjeng. Durian kanjeng jadi kegemaran para tokoh msyarakat sejak era kolonial Belanda.
Bumi Reog juga membagikan karya Batik Ponorogo Street Exhibition pada Sabtu (23/3). Ada banyak karya eksotis yang ditampilkan dari motifnya. Ponorogo juga menampilkan Festival Dalang Bocah pada Rabu (24/4). Festival ini jadi treatment menumbuhkan cinta seni dan budaya lokal bagi generasi milenial.
Festival Angkringan ini menyajikan beragam kuliner lengkap dengan nasi kucingnya. Lalu, kekuatan kuliner juga ditonjolkan dari Festival Jajanan Ponorogo dan Festival Kuliner Khas Ponorogo. Kuliner terbaik ada sate ayam, sego gegog, dawet jabung, gethuk golan, sate blendet, dan tiwul goreng.
Menikmati Reog sebagai akar Ponorogo, ada beberapa event yang bisa diekplorasi. Gebyar Reog bisa dinikmati setiap tanggal 11 mulai Juli 2019. Event ini akan melibatkan 279 desa di Ponorogo. Ada juga Festival Topeng International yang dihelat 20-21 Juli 2019. Topeng ini jadi properti tari dengan banyak karakter dan filosofi. Dan, Reog ini merupakan salah satu topeng besar di dunia.
Komposisi Ponorogo sebagai destinasi pun makin lengkap dengan tebaran event musik. Ponorogo ini menawarkan Reyog Jazz yang dihelat 27 Juli 2019. Konsep ini untuk mengakomodir kepentingan para pecinta Reog dan Jazz sekaligus. Reyog Jazz akan menampilkan musisi besar lokal dan mancanegara. Ada juga The Beauty of Ponorogo Ethnic Percussion yang disajikan 4 Agustus 2019.
The Beauty of Ponorogo Ethnic Percussion ini akan menampilkan beragam alat musik. Semuanya diramu hingga menghasilkan banyak ornamen musik. Alat musik ini diantaranya, gendang, rebana, tamborin, tom tom, gong, juga lainnya. Instrumen ini pun akan dikemas dengan rasa khas Ponorogo. Dan, energi penikmat musik juga bisa diekplorasi melalui Konser Musik Nusantara pada Oktober 2019.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News