GenPI.co - Pejabat dan analis militer AS selama bertahun-tahun telah memperingatkan kemungkinan serangan bersenjata atau blokade oleh China terhadap Taiwan.
Dilansir AP News, tetapi sebuah laporan yang dirilis hari Jumat telah meningkatkan peringatan tentang kemungkinan taktik non-militer yang dapat digunakan secara efektif terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut.
Beijing dapat melancarkan perang ekonomi dan siber untuk memaksa Taiwan menyerah tanpa menggunakan kekuatan militer secara langsung, menurut laporan Foundation for Defense of Democracies, sebuah lembaga penelitian yang berpusat di Washington.
Skenario yang mungkin terjadi tetapi terabaikan tersebut, katanya, menimbulkan tantangan bagi AS, sekutu terbesar pulau itu, dan menyarankan Washington membuat persiapan tentang cara terbaik untuk menanggapinya.
Peneliti FDD bekerja sama dengan para ahli perbankan dan keuangan di Taiwan selama dua hari awal tahun ini untuk melakukan simulasi kemungkinan tindakan non-militer oleh Beijing, seperti kampanye disinformasi dan serangan siber terhadap infrastruktur.
Latihan ini merupakan yang pertama dari jenisnya dan bertujuan untuk mengisi kesenjangan analitis, kata FDD.
"Globalisasi modern telah menciptakan lebih banyak koneksi ekonomi yang dapat dimanfaatkan China untuk mencapai tujuan koersif," kata laporan tersebut.
"Inovasi teknologi menciptakan lebih banyak koneksi digital, yang menawarkan lebih banyak kemungkinan untuk pemaksaan, termasuk melalui penargetan infrastruktur penting."
Beijing telah berjanji untuk merebut Taiwan, dengan kekerasan jika perlu, meskipun Presiden China Xi Jinping telah berjanji untuk melakukan "upaya maksimal" untuk melakukannya secara damai.
Taiwan memisahkan diri dari daratan pada tahun 1949 selama perang saudara ketika pemerintah nasionalis yang kalah melarikan diri ke pulau itu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News