Uni Eropa Gelar Konferensi Investasi untuk Bantu Mesir Mengatasi Inflasi

01 Juli 2024 20:40

GenPI.co - Mesir dan Uni Eropa pada hari Sabtu membuka konferensi investasi untuk memajukan implementasi perjanjian kemitraan strategis mereka yang mencakup paket bantuan sebesar 7,4 miliar euro (USD 8 miliar) untuk negara Timur Tengah yang kekurangan uang.

Dilansir AP News, paket bantuan bulan Maret mencakup hibah dan pinjaman selama tiga tahun ke depan untuk negara berpenduduk terbesar di dunia Arab.

Sebagian besar dana tersebut, sebesar 5 miliar euro (USD 5,4 miliar), merupakan bantuan keuangan makro untuk membantu Mesir menopang perekonomiannya, yang dilanda kekurangan mata uang asing dan melonjaknya inflasi.

BACA JUGA:  Inflasi Inggris Turun ke Level Terendah Sejak Akhir 2021

Dalam sambutan pembukaannya, Presiden Abdel Fattah el-Sissi mengatakan konferensi tersebut “mengirimkan pesan kepercayaan dan dukungan yang kuat dari Uni Eropa terhadap ekonomi Mesir dan langkah-langkah reformasi ekonomi yang dilaksanakan selama 10 tahun terakhir.”

Uni Eropa, yang diwakili oleh Wakil Presiden Eksekutif Valdis Dombrovskis, dan Mesir akan menandatangani nota kesepahaman untuk bantuan keuangan makro jangka pendek hingga 1 miliar euro (USD 1,07 miliar) untuk mendukung program reformasi ekonomi Mesir.

BACA JUGA:  Bakal Ada Operasi Pasar untuk Tekan Laju Inflasi dan Stabilitas Harga Jelang Ramadan

Kesepakatan investasi lainnya senilai 40 miliar euro (USD 42,8 miliar) dijadwalkan akan ditandatangani dengan perusahaan-perusahaan Eropa serta perjanjian kerja sama bilateral dengan UE untuk memajukan ketenagakerjaan dan keterampilan, pembuatan vaksin, ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan.

“Hanya dalam 100 hari, kami telah menghadirkan energi baru ke dalam kemitraan kami. Dan ini baru permulaan,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, yang menghadiri konferensi tersebut.

BACA JUGA:  Inflasi Kembali Turun di Eropa, Bagaimana dengan Suku Bunga?

“Kami mendukung kemitraan baru kami dengan investasi publik yang besar.

Namun yang benar-benar membuat perbedaan adalah sektor swasta juga ikut serta.”

Pemerintahan El-Sissi memulai program reformasi besar-besaran pada tahun 2016 dengan imbalan pinjaman dari Dana Moneter Internasional.

Reformasi ini berpusat pada mengambangkannya mata uang lokal, pemotongan besar-besaran subsidi negara untuk barang-barang kebutuhan pokok, mengurangi investasi publik dan memungkinkan sektor swasta menjadi mesin pertumbuhan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co