Jaga Stabilitas Industri Domestik, Peningkatan Impor Barang Konsumsi Perlu Diwaspadai

28 Juni 2024 17:40

GenPI.co - Statistisi Ahli Madya & ketua Tim Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jabar, Yuni Anggorowati mengatakan peningkatan impor barang konsumsi perlu diwaspadai.

Menurut Yuni, tata kelola dibutuhkan untuk menjaga stabilitas industri domestik dan mendukung peningkatan kualitas produk.

"Pembahasan dan pengkajian regulasi dan kebijakan sektor industri perlu melibatkan berbagai pihak," ujar dalam acara "Menilik Kemandirian Industri Melalui Perspektif Importasi di Jawa Barat" yang diselenggarakan Ikatan Wartawan Ekonomi dan Bisnis (IWEB), Kamis (27/6/2024).

BACA JUGA:  China Menyalip Jepang sebagai Eksportir Kendaraan Terbesar di Dunia pada 2023

Dia menambahkan, kerja sama pemerintah dan pelaku industri serta berbagai pihak dalam kebijakan ekspor dan impor perlu terus dilakukan.

Nilai ekspor Jawa Barat April 2024 mencapai USD 2,50 miliar atau turun 21,79 persen dibanding Maret 2024. Demikian pula jika dibandingkan April 2023
naik 10,84 persen.

BACA JUGA:  Pengiriman Mobil dan Mesin Menguat, Ekspor Jepang Naik Hampir 8 Persen pada Februari

Ekspor Nonmigas April 2024 mencapai USD 2,46 miliar, turun 22,44 persen dibanding Maret 2024. Namun berbeda dengan ekspor Migas yang naik
sebesar 75,86 persen.

Pengamat ekonomi Unibversitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi mengatakan secara kumulatif, nilai ekspor Jawa Barat Januari-April 2024 mencapai USD 11,64 miliar atau naik 1,71 persen dibanding periode yang sama tahun 2023.

BACA JUGA:  China Akan Membatasi Ekspor Peralatan Penerbangan dan Teknologi Ruang Angkasa

Demikian juga ekspor Nonmigas mencapai USD 11,53 miliar atau naik 1,78 persen.

"Volume ekspor pada April 2024, mengalami penurunan sebesar 19,83 persen dengan besaran mencapai 621,62 ribu ton dibanding bulan sebelumnya
775,35 ribu ton," tuturnya.

Hal ini dipengaruhi oleh turunnya volume ekspor Nonmigas sebesar 25,05 persen dengan kontribusi terhadap total sekitar 93,20 persen.

Secara kumulatif, volume ekspor periode Januari-April 2024 mengalami kenaikan sebesar 2,74 persen dibanding Tahun 2023. Volume Nonmigas naik
sebesar 3,52 persen, sedangkan volume Migas turun sekitar 6,82 persen.

Nilai impor Jawa Barat April 2024 mencapai USD 0,94 miliar atau turun 10,40 persen dibanding Maret 2024. Namun jika dibanding April 2023 naik 31,88
persen.

Neraca perdagangan Jawa Barat April 2024 mengalami surplus dari sisi nilai sebesar USD 1,56 miliar.

Nilai tersebut ditunjang oleh surplus komoditi Nonmigas sebesar USD 1,64 miliar, sedangkan komoditi Migas defisit sebesar USD 84,65 juta.

Share Ekspor Migas dan Nonmigas Jawa Barat sampai dengan April 2024 terhadap eskpor nasional adalah 11.644,6 Juta USD atau sekitar 14,21 persen.

Pada April 2024 13 IPSKA di Jawa Barat telah menerbitkan 14.701 Dokumen SKA & DAB dengan jumlah SKA/DAB terbesar yang diterbitkan ialahDAB
GSP-EU untuk ekspor ke Eropa.

PSKA dengan jumlah penerbitan form tertinggi pada bulan April 2024 ialah IPSKA Kab. Bekasi (3.173 dokumen), Prov. Jawa Barat (2.55 dokumen), dan
Kab. Bogor (2.015 dokumen).

Pada bulan April 2024 terdapat 132 pelaku usaha yang terlayani di IPSKA Prov. Jabar.

Target Capaian Indikator Pertumbuhan Nilai Ekspor Non Migas tahun 2024 ialah 10,45 Miliar USD.

"Sampai dengan bulan April 2024, nilai ekspor Jawa Barat berdasarkan pengguna form SKA & DAB sudah tercapai 4,16 Miliar USD atau 39,89 persen dari target," jelasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co