Perekonomian Jepang Menyusut Lebih dari yang Diperkirakan pada Kuartal Pertama

17 Mei 2024 15:40

GenPI.co - Perekonomian Jepang menyusut pada tingkat tahunan sebesar 2% pada kuartal pertama tahun ini, karena konsumsi dan ekspor menurun, kata pemerintah pada Kamis.

Dilansir AP News, meskipun angka pengangguran relatif rendah di negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia ini, yakni sekitar 2,6%, pertumbuhan upah masih lambat dan harga-harga naik sebagian karena melemahnya yen terhadap dolar AS.

Secara triwulanan, produk domestik bruto (PDB) yang disesuaikan secara musiman, ukuran nilai produk dan jasa suatu negara, turun 0,5% pada periode Januari-Maret, menurut Kantor Kabinet.

BACA JUGA:  Sektor Jasa Keuangan Jabar Tetap Kontributif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Tarif tahunan mengukur apa yang akan terjadi jika tarif triwulanan berlangsung selama satu tahun.

Yen Jepang telah diperdagangkan pada posisi terendah dalam tiga dekade baru-baru ini, dengan dolar AS berharga sekitar 155 yen.

BACA JUGA:  Elon Musk Kunjungi China, Tesla Disebut Contoh Kerja Sama Ekonomi yang Sukses

Hal ini telah membantu pariwisata namun merugikan daya beli, terutama bagi negara yang mengimpor hampir seluruh energinya.

Hasil terbaru secara umum lebih buruk dari perkiraan para analis. Belanja konsumen yang lesu merupakan masalah besar karena konsumsi swasta menyumbang setengah dari aktivitas perekonomian Jepang.

BACA JUGA:  Perekonomian China Melambat, Perusahaan Eropa Pesimistis

Yang juga menghambat pertumbuhan adalah masalah yang terjadi pada anak perusahaan pembuat mobil Toyota Motor Corp., meskipun produksinya kini kembali meningkat.

Awal tahun ini, Pemerintah Jepang memerintahkan Daihatsu Motor Co. untuk menghentikan produksi seluruh jajarannya karena hasil uji keselamatan palsu.

Robert Carnell, analis di ING, mencatat gangguan produksi dan penjualan mobil akibat skandal keselamatan menurunkan pertumbuhan secara keseluruhan, namun hal itu berarti kemungkinan akan bangkit kembali di akhir tahun.

“Data aktivitas bulanan sudah menunjukkan normalisasi bertahap sejak Maret,” ujarnya.

Data terbaru memberikan tantangan bagi bank sentral Jepang mengenai kapan harus menaikkan suku bunga lebih lanjut, sebuah tindakan yang diperkirakan akan dilakukan cepat atau lambat, mungkin pada bulan Juli.

Para pembuat kebijakan kemungkinan akan lebih berhati-hati dalam kondisi perekonomian yang lemah. 

Bank of Japan menaikkan suku bunga awal tahun ini untuk pertama kalinya sejak tahun 2007, namun hanya pada kisaran nol hingga 0,1% dari minus 0,1%. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co