Inspiratif! Desa Singopuran di Sukoharjo Jawa Tengah Sukses Kelola Sampah hingga Jadi Kompos

24 April 2024 16:30

GenPI.co - Desa Singopuran di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, kini bisa menjadi desa yang mandiri soal sampah. Hal ini sejak penutupan tempat pembuangan sampah (TPS) di Kecamatan Kartasura pada tahun 2020 lalu. Tak cuma menampung, tetapi kini di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Terdepan (Mapan) desa ini juga bisa mengolah sampah sendiri hingga menjadi kompos.

Direktur BUMDes Mapan Desa Singopuran, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Eka Yulianta, mengaku dengan bermodal nekat dia memberanikan diri membuat pengelolaan sampah sendiri di Desa Singopuran sejak tahun 2020 lalu.

“Setelah TPS Kartasura di bekas terminal (Terminal Kartasura) itu ditutup ya kami langsung bikin TPS. Padahal ya kami belum pernah pegang sampah, tapi yakin bisa,” kata dia, saat ditemui GenPI.co di Balai Desa Singopuran, Rabu (27/3) lalu.

BACA JUGA:  Jadi Agen BRILink, BUMDes Tumang Sukses Bantu UMKM Kerajinan Tembaga hingga Jadi Pemenang Desa BRILian

Semula TPS bikinan Desa Singopuran ini berfungsi hanya sebagai tempat penampungan sampah lalu diangkut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Mojorejo. Lambat laun, TPS ini bisa mengolah sampah menjadi kompos.

TPS ini dibangun di lahan seluas 2.000 meter persegi di tanah kas desa. Letak bangunan TPS seluas 252 meter persegi ini di area persawahan agak jauh dari pemukiman sehingga tidak mengganggu warga.

BACA JUGA:  Klub BRI Liga 1 Persis Solo Bantu UMKM Branding Gratis di Stadion Manahan

Eka menjelaskan pihaknya menggandeng 10 tukang sampah untuk mengambil sampah dari warga. Mereka adalah tukang sampah yang biasa mengambil sampah dari warga setempat sebelum TPS ada di Desa Singopuran.

Seorang tukang sampah bisa mengambil sampah dari 100-200 kepala keluarga (KK) per RT tergantung jumlahnya. Adapun tarif iuran sampah bervariasi, mulai dari Rp10.000 hingga Rp 30.000/rumah. Kapasitas sampah yang diangkut sekitar 7 truk atau 7 rit per pekan. 

BACA JUGA:  BRI Jadi Solusi Finansial, Wong Solo Nabung Lalu Pakai BRImo dan Akses KUR

Dia akhirnya bisa mengolah sampah setelah membeli mesin pengolah sampah. BUMDes kemudian merekrut tenaga sekitar 4 orang untuk pengolahan sampah ini.

Pengolahan ini mulai dari pemilahan sampah. Selanjutnya, sampah yang sudah dipilah dimasukkan mesin untuk diolah menjadi kompos. Terakhir adalah pengemasan pupuk kompos. 

Setelah itu produk kompos ini dijual kepada warga sekitar sehingga bisa menjadi pemasukan bagi BUMDes. Meski baru 1 unit usaha, tapi Eka ingin desanya bisa mandiri secara ekonomi.

“Makanya ide kami mengurangi sampah dari desa. Kami pengennya mengolah (sampah) ya di sini, biar gampang,” tutur dia.

Eka menerangkan ke depan dia ingin mengembangkan produk olahan sampah ini. Jadi, produknya tak cuma kompos untuk pupuk tanaman, tetapi juga berupa pupuk cair hingga pelet. Pupuk bikinan desanya tak cuma dibeli warga sekitar, tetapi juga hingga ke Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo. 

Kesuksesan Desa Singopuran mengolah sampah ini diapresiasi BRI dengan menjadikan desa ini Desa BRILian pada tahun 2021 lalu. Dia mengikutkan Desa Singopuran dalam lomba Desa BRILian sebanyak 3 kali. Keikutsertaan mereka untuk kali ketiga mengantarkan desanya melalui BUMDes Mapan masuk 20 besar Desa BRILian.

Sebelumnya, BUMDes sempat melakukan studi banding ke luar kota terkait pengelolaan sampah. Misalnya, dia mendatangi Pandowoharjo di Sleman dan di Banyumas. Eka mengaku belajar pengelolaan dan pemanfaatan sampah di sana.

Kepala Desa Singopuran, Sih Harjiyanto, menjelaskan pendirian TPS membawa berkah bagi desanya. Salah satunya adalah mendapat penghargaan sebagai Desa BRILian dari BRI. 

“Saat itu kami menyampaikan program dengan berdirinya TPS. Kami bentuk juga BUMDes. Selain menampung, kami membuat pengolahan sampah. Program kami kami mengolah sampah menjadi kompos,” ungkap dia, saat ditemui di Kantor Desa Singopuran pada Rabu (27/3).

Selain mendapat hadiah berupa uang, BRI juga memberikan bantuan aneka tanaman buah-buahan untuk ditanam. Tanaman ini seperti alpukat, mangga, hingga kelapa. Tanaman ini kemudian ditanam di dekat TPS di tanah kas desa. 

Sejak menjadi Desa BRILian, Harjiyanto mengaku kemitraan dengan BRI semakin mudah. Misalnya, cara mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan produk perbankan lainnya.

Sementara itu, Regional CEO BRI RO Yogyakarta, John Sarjono, dalam wawancara tertulisnya pada Rabu (20/3) lalu, mengatakan peran BRI tidak terbatas sebagai lembaga intermediary keuangan. Guna mendukung stabilitas ekonomi serta keberlanjutan usaha para pelaku UMKM, maka BRI terpanggil untuk melakukan aksi pemberdayaan baik kepada individu pelaku usaha maupun pemberdayaan lembaga desa. 

John menerangkan pemberdayaan wilayah pedesaan menjadi isu yang perlu diperhatikan mengingat perkembangan desa di Indonesia relatif belum merata. Hal tersebut dicerminkan dari desa yang termasuk kategori maju dan mandiri sesuai Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2021 hanya memiliki porsi <30% dari total desa sebanyak 73.814 desa 

“Berdasarkan kondisi tersebut, Bank BRI hadir turut serta mengembangkan desa melalui program Desa BRILian sejak tahun 2020,” papar dia.

John membeberkan bentuk aktivitas pemberdayaan program Desa BRILian meliputi empowerment, assistance, dan awarding. Menurut dia, program Desa BRILian lebih banyak pada kegiatan empowerment berupa literasi dan assistance, tidak termasuk pemberian bantuan keuangan bagi desa. Adapun pemberian apresiasi berupa bantuan fasilitas sarana & prasarana bagi desa pemenang Desa BRILian.

“Program Desa BRILian merupakan program inkubasi desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis SDG’s. Desa – desa yang tergabung dalam program Desa BRILian diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya,” jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co