GenPI.co - Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Tofan Mahdi membeberkan rekor tertinggi dalam sejarah industri minyak sawit Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Tofan dalam kegiatan yang digelar oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerjasama dengan komunitas Generasi Sawit Indonesia pada Talkshow GenSawit Corner Eps. 5.
Acara yang digelar di Aloft Hotel, Jakarta pada (31/10) tersebut mengusung tema 'Kenali Keutamaan dan Aspek Sustainability Minyak Sawit untuk Consumer Goods'.
Tofan menjelaskan bahwa kelapa sawit masih menjadi komoditas ekspor strategis Indonesia dengan sumbangan devisa ekspor mencapai USD 35 miliar atau lebih dari Rp530 triliun hingga 2021.
Selain sebagai penyumbang devisa negara terbesar, sawit juga disebut sebagai industri yang mampu meningkatkan sektor tenaga kerja.
Tofan membeberkan jumlah tenaga kerja langsung dan tidak langsung yang bergantung hidup kepada sektor industri sawit mencapai lebih dari 17 juta orang.
"Ketika dalam kurun 15-20 tahun terakhir dalam pasar minyak nabati dunia, pangsa pasar sawit menjadi nomor satu mengalahkan komoditas minyak nabati yang dihasilkan oleh negara-negara di benua Amerika maupun Eropa," kata Tofan dalam siaran pers, Jumat (4/11).
Lebih lanjut, Tofan mengatakan bahwa pemerintah maupun berbagai pihak telah berupaya memastikan standar keberlanjutan dari industri sawit.
Menurut Tofan, upaya tersebut penting untuk menjaga standar dari tingkat produksi serta memperkuat pernyataan bahwa seluruh perusahaan sawit memiliki sertifikasi dalam menjaga mutu perusahaannya.
"Saya yakin salah satu tujuannya itu adalah mengurangi dampak yang ditimbulkan dengan proses yang bersifat pembangunan dan pemberdayaan di lingkungan yang ditanami kebun sawit," jelasnya.
Sementara itu, Dr. Darmono Taniwiryono, Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) menyampaikan bahwa sawit merupakan sumber minyak nabati paling sustainable.
Dari segi ekononi, hal tersebut dibuktikan dengan produktivitas sawit yang jauh lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lainnya.
Sementara, dari segi lingkungan, Dr. Darmono menyebut kebun sawit merupakan yang paling adaptif terhadap keanekaragaman hayati.
“Saya contohkan, tidak akan ada harimau, gajah, buaya, ular yang hidup nyaman di bawah pohon kedelai, jagung, kanola atau bunga matahari, tetapi berbanding terbalik dengan di kebun sawit,” tegas Dr. Darmono.
Sebagai informasi, Talkshow GenSawit Corner Eps. 5. dilakukan secara hybrid dan diikuti lebih dari 100 orang Mahasiswa/i yang berasal dari beberapa universitas di DKI Jakarta dan sekitarnya.
Selain mengikuti kegiatan talkshow, peserta kegiatan yang terdiri dari mahasiswa juga bergabung ke dalam anggota komunitas Generasi Sawit sebagai garda pemuda pembela sawit di Indonesia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News