Berdayakan 11 Ribu Usaha, BRI Perkuat Komitmen Bawa UMKM Naik Kelas

19 Agustus 2022 11:55

GenPI.co - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) secara konsisten mendorong pelaku UMKM meningkatkan skala bisnisnya.

Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan yang ke-77 Republik Indonesia, BRI menggelar Bazar Klaster UMKM sebagai salah satu upaya perkenalan produk usaha kecil kepada masyarakat luas.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan UMKM merupakan fundamental utama dalam penerapan ekonomi kerakyatan. Maka dari itu, peningkatan kesejahteraan UMKM bisa memiliki multiplier effect yang kuat bagi ekonomi Indonesia.

BACA JUGA:  BRI Catatkan Laba Rp 24,88 Triliun pada Semester I/2022

Menurut Supari, UMKM mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja dan berhasil memberi kontribusi kepada Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61 persen.

“Jika dirinci, postur UMKM sebesar 98,7 persen ada di segmen mikro, lalu 1,2 persen berada di segmen kecil, dan sisanya tercermin pada segmen menengah,” ungkap Supari dalam keterangan resmi, Jumat (19/8).

BACA JUGA:  Siap Berbagi Makna, BRI Gelar Pesta Rakyat Simpedes di Karawang

Sebagai bank yang memiliki komitmen untuk pemberdayaan UMKM, BRI tercatat telah memiliki 11 ribu klaster usaha yang terus diberdayakan.

Mantri atau tenaga pemasar mikro BRI secara periodik terus melakukan pendampingan usaha kepada seluruh klaster tersebut, sehingga terus terjadi kemajuan usaha.

BACA JUGA:  PRS 2022 di Karawang, BRI Hadirkan 10.000 UMKM

Supari mengataka BRI telah memiliki histori pemberdayaan yang komprehensif, mulai dari pemberdayaan dasar hingga membuka pasar bagi pelaku usaha binaan.

Dalam rangka mendukung skala bisnis klaster usaha binaan, BRI juga secara rutin mengadakan pameran, salah satu nya Bazaar Klaster Mantriku.

“Tujuannya ialah untuk memperkenalkan produk - produk unggulan klaster usaha kepada masyarakat luas,” terangnya.

Selain itu, dalam journey pemberdayaan yang terkini, BRI telah mengkonsolidasikan klaster binaan kedalam sebuah “outlet” pemberdayaan yang menampung produk-produk dari seluruh Indonesia.

Ke depannya, outlet ini akan berkembang menjadi sebuah platform berbasis teknologi yang dapat menyambungkan para klaster usaha binaan dengan pasar yang lebih luas dan besar.

Dalam upaya menjadi champion dalam inklusi keuangan dan inovator global dalam micro banking, strategi BRI akan menitikberatkan kepada dua area.

Kedua fokus area itu ialah memberikan pemberdayaan bagi pelaku usaha mikro dan menempatkan inovasi sebagai driver pertumbuhan perusahaan. 

Fokus itu pun mendapat dukungan jaringan unit kerja BRI yang tersebar di seluruh pelosok negeri.

“Upaya ini untuk memperluas inklusi segmen UMi, memperbaiki fitur produk dan layanan yang mengarah kepada customer centric, serta menyempurnakan konsep bisnis model pemberdayaan kepada pelaku usaha mikro,” tambah Supari.

Dari sisi pendalaman literasi pemberdayaan, BRI terus memperkuat digitalisasi platform untuk pemberdayaan UMKM.

Sebagai contoh, BRI memiliki LinkUMKM yang dapat diakses oleh seluruh pelaku usaha secara gratis.

Hingga saat ini, telah lebih dari 2 juta pelaku UMKM telah memanfaatkan fasilitas platform pemberdayaan online terpadu tersebut.

Sementara itu, dalam rangka memberikan economic value terhadap pelaku usaha dengan memberikan akses pasar yang lebih luas, BRI telah membuat platform Pasar.id dan Pasar Rakyat Indonesia (PARI).

Pasar.id dan PARI telah memberikan kemudahan transaksi dan berbagai solusi bagi pelaku ekosistem komoditas dalam layanan BRI terintegrasi secara holistic.

Konsolidasi Data Menuju Korporatisasi Usaha Mikro

Sebagai komponen vital perekonomian nasional, perlu upaya nyata dalam membangun skala ekonomi yang lebih besar melalui konsolidasi dan integrasi antar pelaku usaha mikro.

Oleh karena itu, diperlukan pola konsolidasi yang tepat untuk menciptakan sinergi demi tumbuh kembang pelaku usaha mikro.

Menurut Supati, pola konsodali seperti itu telah banyak digalakkan. Namun, pada praktiknya masih dilakukan secara parsial.

“Akhirnya, kurang menciptakan keterkaitan yang bersifat sinergi. Untuk itu, perlu perbaikan database dan digitalisasi sebagai enabler utama dalam mengorkestrasi terbentuknya konsolidasi tersebut,” ucapnya.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM RI, terdapat lebih dari 64 juta pelaku usaha yang di dominasi usaha mikro di Indonesia.

Melalui konsep klasterisasi, lanjut Supari, pelaku usaha akan lebih mudah dan efisien untuk mendapatkan pemberdayaan dan informasi dalam rangka meningkatkan skala kapasitas produksi usahanya.   

Selain itu, dalam kerangka penguatan kelembagaan usaha mikro perlu pendampingan hingga klaster usaha tersebut menjadi “naik kelas”.

Hal tersebut juga ditunjang oleh digitalisasi yang menjadikan proses bisnis menjadi lebih efisien, aman, canggih, serta cepat.

Supari mengatakan digitalisasi platform mengkonsolidasikan klaster usaha binaan BRI akan membentuk korporatisasi usaha mikro.

“Skala ekonomi yang lebih besar, ekosistem usaha mikro terbentuk dan dukungan terkait pengembangan melalui pemberdayaan dan pembiayaan juga terpenuhi,” pungkasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Pulina Nityakanti Pramesi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co