GenPI.co - Indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan, Rabu (25/5).
Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah ke 6.907, dan akhir sesi pertama merosot 0,044 persen menjadi 6.883.
Dia menuturkan IHSG bergerak fluktuatif, sementara bursa regional Asia mayoritas menguat yang mana pasar tampaknya merespons sikap Bank Sentral Prancis Francois Villeroy de Galhau.
"Francois tidak ingin melakukan pengetatan kebijakan moneter terlalu cepat, namun dilakukan secara bertahap," kata dia dalam risetnya.
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde pun berusaha untuk menenangkan pasar. Dia mengatakan inflasi yang terjadi saat ini didorong oleh sisi penawaran ekonomi.
Bank Sentral Eropa diperkirakan tidak terburu buru menaikkan suku bunga acuan.
Dari dalam negeri, fluktuasinya pergerakan indeks IHSG tampaknya diwarnai aksi profit taking jelang libur nasional dan akhir pekan.
Hal ini mendorong aksi jual di tengah katalis positif dari kebijakan Bank Indonesia (BI) mempertahan suku bunga acuannya dan surplus APBN hingga April 2022.
Keputusan BI yang mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,5 persen dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi untuk menopang pertumbuhan perekonomian nasional.
Sementara itu, surplusnya APBN hingga April 2022 sebesar Rp 103,1 triliun mencerminkan aktivitas ekonomi menuju proses akselerasi pemulihan ekonomi dalam negeri mulai membaiknya.
"Sepanjang sesi pertama, investor asing melakukan pembelian bersih di seluruh pasar sebesar Rp 30 miliar," ujarnya.
Adapun saham-saham dengan pembelian bersih terbesar antara lain BBNI, BMRI, BBCA, UNVR, dan AMRT.
Selanjutnya, beberapa saham yang mengalami penjualan bersih terbesar di antaranya BBRI, ADRO, EMTK, SMGR, dam MIKA.
Sementara itu, saham-saham yang mengalami kenaikan terbesar, yakni AKSI, MORE, UNIQ, AYLS, dan SULI.
Saham-saham yang mengalami penurunan terbesar UVCR, AOR, POLL, BIMA, dan MASA.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News