GenPI.co - Harga sawit atau crude palm oil (CPO) pada akhir perdagangan, Senin (23/5).
Kenaikan harga sawit didukung dari perkiraan produksi yang lemah pada Mei 2022.
Pelaku pasar juga tengah mencermati dampak kebijakan penjualan domestik atau domestic market obligation (DMO) sawit Indonesia terhadap pasokan global.
Kontrak sawit untuk pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik MYR 159 atau 2,6 persen menjadi MYR 6.268 (USD 1.428) per ton.
Indonesia memutuskan membuka keran ekspor setelah selama tiga pekan melarang penjualan sawit dan olahannya ke luar negeri.
Kementerian perdagangan (Kemendag) Indonesia akan mewajibkan perusahaan untuk mendapatkan izin ekspor setelah memenuhi volume DMO.
"Kebijakan terbaru akan mengurangi pasokan minyak sawit Indonesia di pasar global, tetapi itu lebih daripada ekspor dilarang," kata Public Investment Bank.
Ekspor minyak sawit Malaysia selama 1-20 Mei naik antara 28-32,6 persen dari pekan yang salam pada April.
Produksi sawit Malaysia selama 1-20 Mei diperkirakan turun 15 persen dari periode yang sama pada bulan sebelumnya.
Kontrak soyoil teraktif Dalian naik 1,6 persen sementara kontrak minyak sawitnya menguat 2,5 persen.
Sementara itu, harga kedelai di Chicago Board of Trade naik 1,1 persen.
Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah. Kedua komoditas itu bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News