GenPI.co - Harga sawit atau crude palm oil (CPO) naik pada Kamis (14/4), mencatatkan kenaikan tertinggi dalam sebulan.
Kenaikan itu menyusul aksi mogok truk logistik minyak nabati di Agertinta yang tak kunjung berakhir.
Kontrak minyak sawit untuk pengiriman Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup menguat MYR 159 atau 2,59 persen menjadi MYR 6.294 (USD 1.487,94) per ton.
Manajer penjualan institusional dan broker di Phillip Futures di Kuala Lumpur menuturkan seluruh minyak nabati dan biji-bijian secara keseluruhan melonjak.
Lonjakan itu seiring kendala permintaan dan pasokan di berbagai tujuan asal.
“Pembeli fisik menghadapi tantangan yang semakin meningkat mengingat dua tahun terakhir ada gangguan rantai pasokan, biaya inflasi, dan guncangan pasokan endemik,” ujarnya.
Pengemudi logistik biji-bijian nabati Argentina, kelompok industri dan pejabat pemerintah gagal mencapai kesepakatan untuk mengakhiri pemogokan.
Sementara itu, impor minyak sawit India melonjak 18,7 persen pada Maret dari bulan sebelumnya.
Pelaku pasar beralih untuk mengamankan alternatif minyak bunga matahari yang tidak dapat lagi dibeli dari Ukraina.
Harga kedelai di Chicago Board of Trade naik 0,4 persen, memperpanjang penguatan.
Kontrak soyoil teraktif Dalian naik 1 persen, sementara kontrak minyak sawitnya menguat 2,8 persen.
Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga mentah. Kedua komoditas ini bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News