Pengamat Bongkar Siasat Pertamina Naikkan Pertamax, Picu Inflasi

02 April 2022 04:40

GenPI.co - Keputusan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter direspons positif berbagai pihak.

Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menuturkan harga minyak mentah dunia sudah di atas USD 100 per barel.

Jika tidak dinaikkan, beban keuangan Pertamina bertambah dan bisa membuat rugi perusahaan.

BACA JUGA:  Siap-siap, Harga Pertamax Bakal Naik Rp 12.500 Per Liter, Waduh

"Harga Pertamax harus dinaikkan mengingat harga minyak dunia sudah mencapai USD 130 dolar per barel," katanya, Jumat (1/4).

Dia mengatakan harga Pertamax sudah sewajarnya ditentukan lewat keekonomian pasar. Produk BBM itu juga diketahui bukanlah bahan bakar penugasan atau subsidi.

BACA JUGA:  Harga Pertamax Naik jadi Rp 12.500, Ekonom Celios Buka Suara

Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga keekonomian Pertamax mencapai Rp 14.526 per liter dan bisa lebih tinggi di Rp 16.000 per liter.

Fahmy mengakui kenaikan harga Pertamax berpeluang memicu inflasi. Namun, dia memastikan kontribusinya akan kecil sekali.

BACA JUGA:  Kabar Terbaru Harga Pertamax, Mulai Hari Ini Dijual Rp 12.500

Dia beralasan konsumen pengguna Pertamax hanya sekitar 14 persen dari total konsumsi BBM nasional.

Oleh karena itu, dia mewanti-wanti Pertamina tidak menaikkan harga Pertalite.

Pasalnya, produk bahan bakar itu menyumbang 83 persen dari konsumsi BBM nasional. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ranto Rajagukguk

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co