GenPI.co - Nilai tukar rupiah di pasar spot pada perdagangan, Senin (28/3), pagi tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Data Bloomberg pukul 09:40 WIB menunjukkan, mata uang Garuda terdepresiasi 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp 14.355 per USD.
Pada pembukaan perdagangan, rupiah ditransaksikan di Rp 14.352 dari sebelumnya Rp 14.345.
Dolar AS memberi tekanan paling tinggi ke Rp 14.361, sementara terendah Rp 14.348.
Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), kurs rupiah ditransaksikan di Rp14.341 per USD dari sebelumnya Rp14.361.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih tertekan terhadap dolar AS. Hal ini menyusul perang Rusia Ukraina yang tak kunjung mereda.
"Perang telah memicu risiko inflasi sehingga bisa menekan pertumbuhan ekonomi global," kata Ariston.
Ditarik dari sepekan terakhir, rupiah mengalami depresiasi 0,08 persen.
Dalam sebulan terakhir, mata uang Garuda melemah 0,065 persen, tiga bulan 1,42 persen dan transaksi tahun berjalan (year to date/ytd) 0,58 persen.
Tak hanya rupiah, mata uang kawasan Asia juga mencatatkan pelemahan.
Di pasar spot exchange Yuan China melemah 0,17 persen menjadi CNY 6,38 per USD, Dolar Hong Kong 0,01 persen ke HKD 7,82 per USD dan Yen Jepang 0,75 persen ke JPY 122,93 per USD.
Selanjutnya Won Korea juga terdepresiasi 0,45 persen menjadi KRW 1.225,73 per USD, Dolar Singapura 0,17 persen ke SGD 1,36 per USD, Baht Thailand 0,27 persen ke THB 33,65 per USD dan Dolar Taiwan 0,20 persen ke TWD 28,72 per USD. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News