GenPI.co - Ekonom Martha Fani Cahyandito menilai kurangnya penghargaan masyarakat terhadap sumber daya alam (SDA) akan menghambat program pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia.
Menurut Fani, pemahaman masyarakat yang kuat akan pentingnya SDA memiliki peran penting dalam implementasi ekonomi hijau.
“Kalau tak dianggap penting, kita akan menganggap SDA adalah hal yang tak terbatas dan berbuat seenak kita sendiri,” ujarnya dalam diskusi “Menuju Transformasi Ekonomi Hijau: Kendala dan Solusi”, Rabu (16/3).
Fani mengatakan bahwa perilaku tersebut biasa terjadi pada SDA yang dianggap mudah ditemukan di alam, seperti air dan udara bersih.
Hubungan pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan bahkan kerap dinilai sebagai trade-off atau tukar tambah.
“Pemahaman-pemahaman seperti itu justru akan merusak alam dan membuat kita abai dengan SDA,” katanya.
Selain itu, masalah desain kelembagaan antarpemangku kepentingan juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi hijau.
“Koordinasi antarpemangku kepentingan dan pelaku industri saat ini memiliki banyak masalah,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Fani memaparkan pandemi covid-19 juga menyebabkan program pelestarian lingkungan lewat ekonomi hijau menjadi terhambat.
Pasalnya, ada alokasi anggaran untuk memprioritaskan penanganan covid-19 di Indonesia.
“Adanya pandemi serta masalah kesehatan lainnya menjadi tantangan tersendiri dalam perkembangan penelitian dan pengembangan terkait ekonomi hijau,” paparnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News