GenPI.co - Ekonom Martha Fani Cahyandito membeberkan bahwa ekonomi hijau barus menjadi haluan untuk mengatasi masalah lingkungan di Indonesia.
Fani mengatakan bahwa pidato lengkap Presiden Joko Widodo dalam KTT Perubahan Iklim COP26 sudah menyampaikan komitmen untuk menerapkan ekonomi hijau di Indonesia.
“Pidato pembukaan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan di Gedung DPR para 2021 juga sudah menyebutkan tentang ekonomi hijau,” ujarnya dalam diskusi “Menuju Transformasi Ekonomi Hijau: Kendala dan Solusi”, Rabu (16/3).
Selain di tingkat nasional, Fani memaparkan praktik ekonomi hijau juga sudah dikampanyekan oleh banyak lembaga internasional.
“Sebut saja UNEP, OECD, dan GGGI, semua mengampanyekan ekonomi hijau sebagai haluan,” paparnya.
Menurut Fani, pandemi covid-19 membuat tumpukan sampah dari kegiatan manusia makin bertambah.
Pasalnya, kinerja manajemen persampahan selama pandemi covid-19 menurun.
Selain itu, belanja secara daring juga ternyata ikut meningkatkan jumlah penggunaan plastik.
“Di sisi lain, berbagai sampah alat proteksi diri ikut terbuang ke laut, misalnya masker, sarung tangan, dan lain sebagainya,” tuturnya.
Meskipun begitu, Fani mengatakan bahwa Indonesia juga telah berkomitmen untuk mengurangi 70 persen sampah plastik melalui ekonomi hijau dan ekonomi biru.
Fani mengingatkan bahwa Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sudah menegaskan komitmen Indonesia dalam mengatasi sampah plastik pada 2040 melalui ekonomi sirkuler.
“Hal itu disampaikan Pak Luhut dalam World Economic Forum 2020. Diharapkan plastik tak berakhir di lautan, saluran air, atau pembuangan sampah, tetapi berlanjut dengan kegunaan baru,” katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News