GenPI.co - Nilai tukar rupiah di pasar spot pada perdagangan, Jumat (11/3), pagi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kurs rupiah mengalami depresiasi 31 poin atau 0,22 persen menjadi Rp 14.307 per USD.
Data Bloomberg menunjukkan, kurs rupiah mengalami tekanan paling tinggi di Rp 14.317 per USD, terendah Rp 14.292.
Pada pembukaan perdagangan, kurs rupiah ditransaksikan di Rp 14.294 per USD.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang melemah 0,03 persen menjadi 98,49.
Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), kurs rupiah ditransaksikan di Rp14.298 per USD dari sebelumnya Rp14.371.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah berpotensi mengalami koreksi seiring negosiasi Rusia dan Ukraina yang belum mencapai kesepakatan.
"Nilai tukar rupiah berpotensi berbalik melemah hari ini dengan hasil negosiasi Ukraina dan Rusia yang tidak menemui kesepakatan kemarin di Turki," ujarnya.
Ditarik dari sepekan terakhir, mata uang Garuda sudah mengalami apresiasi 0,95 persen.
Dalam sebulan terakhir, kurs rupiah menguat 0,28 persen, tiga bulan, 0,42 persen dan transaksi harian secara tahunan (year to date/ytd) terdepresiasi 0,32 persen.
Berbalik dengan rupiah, mayoritas mata uang kawasan Asia tertekan terhadap dolar AS.
Yuan China terdepresiasi 0,02 persen, Dolar Hong Kong 0,05 persen, Yen Jepang 0,12 persen, Won Korea 0,49 persen, Dolar Singapura 0,03 persen, Baht Thailand 0,21 persen dan Dolar Taiwan 0,14 persen.
Selanjutnya, dolar AS bergerak variatif dengang mata uang negara maju lain.
Dolar Australia menguat 0,28 persen terhadap dolar AS, Dolar Selandia Baru 0,22 persen dan Franc Swiss 0,03 persen.
Sementara itu, Euro melemah 0,07 persen terhadap dolar AS, Poundsterling Inggris 0,05 persen dan Dolar Kanada 0,16 persen. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News