GenPI.co - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka melarang pelaku UMKM menjual batik dari China bagi yang mau bekerja sama dengan Pemerintah Kota Solo.
Selain itu, Gibran melarang beberapa barang lain dari China, seperti baju koko, sajadah, tasbih, dan barang lain yang berharga lebih murah asal Negeri Tirai Bambu.
“Saya bukan anti produk China, tetapi saya tak ingin UMKM di Kota Solo hanya menjadi reseller atau penjual ulang,” ujarnya dalam “Tantangan Milenial Merebut Peluang Akses Pembiayaan dalam Ekosistem UMKM dan Ekonomi Hijau”, Selasa (28/12).
Para pelaku UMKM di Kota Solo didorong untuk menjadi produsen. Kebijakan itu pun dilakukan dengan peran aktif Pemerintah Kota Solo dalam mendampingi para pelaku UMKM.
“Ini tugas kami untuk mendampingi mereka dari A sampai Z dalam menaikan kualitas produk UMKM,” ungkapnya.
Gibran mengaku menemui banyak anak muda dan ibu-ibu yang meminta kreativitas produk asli Solo bisa ditingkatkan.
“Sekarang ini sudah banyak UMKM yang memproduksi barang mereka sendiri. Hal itu juga diiringi dengan banyak dibukanya kantor e-commerce di Solo,” tuturnya.
Selain itu, Gibran terus mendorong perbankan di Kota Solo untuk menawarkan fasilitas yang menarik, terutama dalam layanan pembayaran dan kredit usaha.
“Seluruh UMKM akhirnya bisa mendapatkan permodalan dengan bunga yang menarik,” paparnya.
Lebih lanjut, Gibran meminta seluruh pihak untuk tak tertarik dengan pinjaman online (pinjol) ilegal.
“Fasilitas permodalan dengan paket-paket menarik sudah tersedia di seluruh bank di Solo, sehingga masyarakat Solo bisa menyambut baik hal ini,” ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News