GenPI.co - Direktur Lingkungan Hidup Bappenas Medrilzam mengatakan bahwa bencana hidrometeorologi berdampak signifikan pada kerugian ekonomi.
Menurut Medrilzam, kerugian ekonomi yang dialami Indonesia tiap tahun akibat bencana hidrometeorologi adalah Rp 22,8 triliun.
"Data tersebut terkumpul dari 2010 hingga 2020," ujar Medrilzam dalam webinar "Climate Resilience Development Policy: Minimizing Economic Loss of Climate Impact", Senin (11/10/2021).
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mewaspadai perubahan iklim yang membuat intensitas bencana hidrometeorologi meningkat.
Pasalnya, perubahan iklim berpotensi menyebabkan Indonesia mengalami kerugian secara ekonomi hingga Rp 544 T selama 2020 hingga 2024.
"Potensi tersebut tentu bisa terjadi jika pemerintah Indonesia tak melakukan intervensi kebijakan terhadap kegiatan ekonomi saat ini," ungkap dia.
Medrilzam menyampaikan bahwa kerugian tersebut terbagi ke dalam beberapa bidang, seperti pesisir dan laut, air, pertanian, serta kesehatan.
Dari empat bidang tersebut, pesisir dan laut berpotensi mengalami kerugian terbesar, yaitu Rp408 triliun.
"Lalu, bidang pertanian Rp 78 triliun, kesehatan Rp 31 triliun, dan air Rp 28 triliun," terang dia.
Dengan melakukan intervensi itu membuat pemerintah Indonesia bisa menghindari potensi kerugian sebesar Rp 281,9 triliun hingga 2024.
"Setidaknya setengah kerugian itu bisa kita kurangi, karena kita juga tak bisa menghindari dampak secara keseluruhan," tutur Medrilzam.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News