Di Balik Mudahnya Pinjol, Level masyarakat ini Jadi Sasaran Empuk

15 September 2021 12:45

GenPI.co - Masyarakat perlu berhati-hati dengan maraknya pinjaman online (pinjol). Mudahnya akses jangansampai membuat mudah tergiur.

"Tinggal klik, isi formulir, kemudian uang ditransfer," ujar Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada GenPI.co, Rabu (15/9).

Selain itu, dirinya menyebut maraknya pinjol karena banyak faktor, antara lain rasio kredit perbankan terhadap PDB yang terlalu rendah. 

BACA JUGA:  Kasus PeduliLindungi Diharapkan Tak Ganggu Pemerintah Lakukan 3T

"Data dari Bank Dunia terakhir, Indonesia paling banyak jumlahnya yakni 38,7 persen. Disusul Malaysia, Thailand, dan Singapura," tutur Bhima.

Menurutnya, hal itu membuat sebagian besar populasi belum mendapatkan akses pembiayaan yang merata dari lembaga perbankan.

BACA JUGA:  Soal Penyaluran Pegawai Nonaktif ke BUMN, ini Klarifikasi KPK

Selanjutnya, penetrasi digital sampai ke level pedesaan dan semua lapisan masyarakat menjadi sasaran empuk pemasaran pinjol.

"Kemudahan yang ditawarkan pinjol ilegal ini membuat calon korban seakan tidak memiliki opsi lain ketika butuh dana cepat," ucapnya.

BACA JUGA:  Mensos Risma Pastikan Negara Hadir di Komunitas Adat Terpencil

Selain itu, faktor PHK karena pandemi covid-19 juga membuat pinjol makin diminati.

"Mungkin ada yang buat bayar kebutuhan anak sekolah, biaya kebutuhan pokok, sampai biaya renovasi rumah akhirnya melihat pinjol ini jadi opsi pertama," tegasnya.

Terlebih, mereka para peminjam tidak dibiasakan cek dulu ke lembaga keuangan yang formal.

"Ya bisa dibilang literasi keuangan digital kita rendah sebenarnya," jelasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co