GenPI.co - Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau mengalami kelangkaan ikan karena nelayan tradisional Kabupaten Bintan kesulitan melaut karena terkendala cuaca.
Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Kabupaten Bintan Buyung Adly mengatakan nelayan tradisional tidak dapat berlayar dua pekan terakhir ini karena angin kencang.
Kapasitas kapal-kapal yang digunakan nelayan tradisional maksimal hanya 5 GT sehingga hanya mampu mengarungi perairan di sekitar Bintan.
Hasil melaut pun relatif sedikit sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar di Tanjungpinang.
“Nelayan yang bisa melaut ke Natuna, Anambas, Kalimantan dan perairan lainnya yang banyak ikan itu hanya kapal besar,” katanya di Bintan, Jumat (6/8).
Ia mengungkapkan memang di Bintan ada sejumlah pengusaha yang memiliki kapal besar.
Namun kualitas ikan yang didapat itu untuk kebutuhan pasar internasional dengan harga yang tinggi
Buyung juga menyinggung kebijakan PPKM Darurat yang diberlakukan di perbatasan Tanjungpinang dan Bintan.
Nelayan Bintan yang membawa ikan hasil tangkapannya dengan menggunakan kendaraan roda dua beberapa kali ditolak masuk ke Tanjungpinang lantaran belum divaksin.
Nelayan pun hanya bisa pasrah dan menjual ikan-ikan itu dengan harga yang relatif murah kepada pedagang di Bintan.
"Pelonggaran tidak membuat nelayan bersemangat kembali menjual hasil tangkapan ikannya di Tanjungpinang," ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News