GenPI.co - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada penutupan perdagangan hari ini menguat.
Posisi rupiah pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (28/7/2021) menguat 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp 14.487 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pergerakan rupiah/dolar AS
28 Juli: 14.487
27 Juli: 14.492
26 Juli: 14.482
23 Juli: 14.492
Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengemukakan, sejumlah sentimen memengaruhi pegerakan rupiah pada hari ini.
Pertama, efek tindakan keras China baru-baru ini tetap ada. Yaitu tindakan keras terhadap teknologi dan sektor menguntungkan lainnya, juga membuat kegugupan meluas ke pasar AS.
Kedua, kehati-hatian pelaku pasar menjelang keputusan kebijakan terbaru Bans Sentral AS (Federal Reserve), membuat mata uang dolar AS menguat.
Ketiga, pasar merespons indeks kepercayaan konsumen Conference Board (CB) AS untuk Juli sebesar 129,1, tertinggi dalam 17 bulan.
Angka tersebut menggambarkan rencana pengeluaran rumah tangga meningkat, bahkan di tengah tekanan inflasi.
Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi AS mempertahankan pertumbuhan yang kuat saat kuartal III/2021 berlangsung.
Keempat, investor saat ini menunggu data PDB kuartal kedua AS, yang akan dirilis pada Kamis.
Kelima, Dana Moneter Internasional (IMF) mempertahankan perkiraan pertumbuhan global 6 persen untuk tahun 2021.
IMF memangkas prediksinya untuk negara-negara lain yang menghadapi lonjakan jumlah kasus covid-19 yang melibatkan varian delta.
“(Keenam, sentimen) internal. Pelaku pasar masih mencermati perkembangan pandemi covid-19,” kata analis Ibrahim dalam risetnya yang diterima GenPI.co, Rabu (28/7/2021).
Di tengah lonjakan kasus covid-19 akibat varian delta, ujarnya, kini turunan varian baru yakni AY.1 atau kerap disebut delta plus, sudah terdeteksi di Indonesia.
Berdasarkan laporan dari LBM Eijkman, sudah ada 3 kasus varian AY.1 yang tersebar di dua wilayah Indonesia, yaitu Mamuju dan Jambi.
WHO pun sempat membahas terkait kemunculan varian delta plus, dan tak menampik adanya kekhawatiran terhadap potensi keganasannya.
Varian covid-19 memang diprediksi akan terus bermunculan, selagi penyebaran virus belum bisa dikendalikan di masyarakat.
Sehingga penerapan protokol kesehatan yang ketat dan vaksinasi covid-19, tambah dia, jadi kunci penting di tengah kondisi sekarang ini.
“Dalam kondisi saat ini, Presiden Joko Widodo sebagai panglima perang covid-19 harus lebih waspada lagi ,” kata Ibrahim.
Dia menilai, perlu ada pengetatan secara berkelanjutan sampai benar-benar varian baru delta plus bisa tertanggulangi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News