Main Kuda-Kudaan Dengan Perempuan Cantik, Bikin Dengkul Lemas

09 April 2021 20:43

GenPI.co - Hari ini aku diajak berkunjung ke peternakan milik saudaraku di daerah Sentul, Bogor.

Peternakan itu dibeli oleh Om dari seorang pengusaha properti kaya yang terkenal memiliki jaringan bisnis di kalangan pejabat negara.

BACA JUGA: Berawal dari Dipijat, Wali Kota Janda Akhirnya Jatuh ke Pelukanku

Omku sendiri adalah seorang anggota DPR terkenal. Partai politiknya memenangkan pemilu legislatif tahun lalu.

Dia bahkan menjadi tim sukses presiden terpilih yang menjabat saat ini.

Peternakannya itu dibeli Omku setelah ditawarkan oleh rekannya sesama anggota DPR saat sedang rapat paripurna bersama si pengusaha properti itu.

Bicara soal harta kekayaan, jumlah rekening Omku itu mungkin sudah bisa mengentaskan kemiskinan di wilayah Jakarta Timur.

BACA JUGA: Janda Nungging dan Aku Telentang, Nikmatnya Duniawi

“Duitnya si Bambang memang sudah nggak berseri,” komentar mamaku soal adiknya itu.

Kami sekeluarga naik mobil untuk menuju ke peternakan tersebut.

Peternakan itu terletak di wilayah dataran yang cukup tinggi. Sesampainya di sana, kami disambut pemandangan indah hamparan rerumputan dengan latar belakang dua buah bukit yang indah.

Langit saat itu cerah, tetapi sinar mataharinya masih teduh. Jadi, jika kami berkeliling padang rumput, kulit kami tak tersengat sinar matahari.

“Nanti pada taruh barang dulu ya di penginapan. Kalau mau berkuda, bilang saja sama Rina,” kata Om Bambang.

Rina adalah anak pertama Om Bambang. Umurnya sepantaran denganku dan kami sangat dekat. Saat masih kecil, kami suka bermain bersama di sungai dekat rumah Nenek di Ciamis.

BACA JUGA: Ulah Janda Cantik Bikin Suamiku Selalu Pulang Telat

Aku pun menggotong tas koper dan bahan makanan yang disiapkan oleh keluargaku ke dalam penginapan.

Setelah semuanya rapi, aku menunggu Rina di depan penginapan. Kami berjanji akan langsung menuju ke peternakan untuk belajar menunggangi kuda.

Jujur, aku belum pernah berkuda sebelumnya. Jadi, ini pengalaman pertamaku dan aku merasa sangat deg-degan. Berbeda dengan Rina, dia sudah sering berkuda di peternakan miliknya ini.

“Kita sepedaan aja ya ke sana, biar sekalian pemanasan. Pemandangannya juga bagus kok, jadi bisa berenti buat foto-foto,” kata Rina.

“Rin, nanti ada kayak pelatihnya gitu kan di sana?” tanyaku pada Rina di perjalanan.

 “Ada kok, tenang aja. Nggak usah takut,” jawabnya.

Sesampainya di sana, seorang perempuan cantik datang menghampiri kami berdua. Wajahnya bulat dan berambut hitam panjang.

Dia memakai kaos polo dan legging hitam. Rambutnya dikuncir tinggi dan sedang menuntun seekor kuda.

“Halo, Rina. Apa kabar?” ujarnya sambil melambaikan tangan ke arah Rina.

“Baik. Kamu gimana kabarnya, Neng? Oh iya, kenalin ini saudaraku, Dio,” kata Rina sambil memperkenalkan diriku.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan rasa gugupku dan menjabat tangannya. Seketika aku merasa lemas membyangkan harus berkuda bersamanya.

Mana kuat aku menaiki kuda pertama kali diajari perempuan cantik dan seksi seperti ini, batinku sambil berusaha mengancingkan tali helm.

Walaupun begitu, aku tetap belajar menunggangi kuda dengan dengkul yang gemetaran.

“Jangan gemetaran gitu dong, kak. Ini kuda beneran, bukan kuda-kudaan, jadi harus mantap naikinnya haha,” ujar Neng cantik.

Aduh bagaimana ini, pikirku sembari berusaha menenangkan detak jantungku yang dari tadi bergemuruh. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co