GenPI.co - Namaku, Dissa Rahma Putri. Aku merupakan mahasiswi baru di salah satu universitas terkenal di Jakarta.
Meski begitu, aku belum pernah mengunjungi kampus karena pandemi covid-19 sejak setahun terakhir.
BACA JUGA: Meski Buat Anaknya, Aku Rebut 2 Balon Bulat Janda itu
Aku sebenarnya sangat penasaran dengan aktivitas perkuliahan yang sudah menjadi impianku dari SMA.
Menjelang perkuliahan baru, akhirnya kesempatan itu pun datang. Aku kali pertama menginjakkan kaki di kampus tercintaku.
"Aduh, ada apa saja, ya, di sini," pikirku.
Dengan langkah kaki kanan, aku mulai melangkah menuju ruang kepala progam studi (prodi) untuk menanyakan kelas yang akan aku ikuti.
Di ruang itu, terlihat seorang pria muda bersama seorang wanita bertubuh berisi sedang duduk berhadapan.
BACA JUGA: Satu Jam Bersama Duda Keren, Tubuhku Lemas
Aku pun mencoba mengetuk pintu yang terbuka sedikit tersebut.
"Permisi," ucapku memecah obrolan mereka.
“Oh, iya silakan masuk," jawab pria tersebut.
Aku lantas duduk di samping wanita yang tak kukenal tersebut. Wanita itu pun lantas pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Pria di depanku itu lanjut memperkenalkan dirinya sebagai ketua program studi yang baru.
"Saya Anton, baru saja menjabat sebagai ketua prodi," ujar Pak Anton.
"Salam kenal pak, saya Dissa mahasiswa semester tiga," jawabku.
BACA JUGA: 7 Tanda Pria Pengin Nikahi Kamu, Jangan Kaget Baca Nomor 5
Saat pertama bertemu dengan Pak Anton, aku merasa ada sesuatu yang berbeda dengan penampilannya.
Pak Anton, dalam bayanganku, terlihat seperti pria muda dengan perawakan tinggi dengan rambut rapinya.
Tanpa sadar, aku pun ternyata sedang melamun di hadapan Pak Anton.
"Dis, Dis, Dissa, kamu ada perlu apa?," ujar Pak Anton menegur lamunanku.
"Eh, iya pak, maaf saya melamun, ya?" tanyaku.
"Iya, kamu kenapa? Sakit?," sahut Pak Anton.
"Enggak sakit pak, cuma saya lihat bapak dari tadi seperti garuk-garuk sesuat," kataku mencoba mencari topik lain.
BACA JUGA: Bukan Cantik, 8 Tipe Cewek yang Bikin Pria Mabuk Kepayang
Namun, aku mendadak dibuat terkejut oleh pernyataan Pak Anton. Dia ternyata mengakui sedang merasa gatal karena ada sesuatu yang berontak dari bawah perutnya.
"Kok, kamu bisa tahu ada sesuatu yang mengganjal di bawah perut saya," ujar Pak Anton.
"Iya pak, habisnya itu terlihat jelas, rasanya bapak sangat terganggu olehnya," jawabku.
"Hehehe, iya maaf, ya, Dis. Ini memang selalu saya bawa ke mana-mana karena menjadi benda berharga sekaligus jimat, lah," ujar Pak Anton lantas tertawa.
Mendengar hal tersebut, aku pun merasa bingung karena pertanyaan bebasku tadi ternyata tepat sasaran.
Aku pun penasaran dengan benda yang disebut oleh Pak Anton, lalu menanyakan langsung kepadanya.
Tanpa ragu, Pak Anton lantas menjawab bahwa hal tersebut ialah ikat pinggangnya.
"Jimat saya ini merupakan benda berharga, yang jika saya tak pakai atau kendor akan terjadi hal yang tidak terduga," jelasnya.
Mengetahui hal tersebut, kami pun lantas tertawa bersama, seakan sudah kenal cukup lama.
Pengalaman hari pertama aku ke kampus pun diwarnai dengan kejadian lucu dengan ketua program studiku yang baru. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News