Desah Janda Montok Membuat Aku Basah Dalam Hitungan Detik

18 Februari 2021 14:45

GenPI.co - Setelah dua tahun ditinggal meninggal oleh istri tercinta, tak lagi aku bisa membohongi diri sendiri bahwa aku merundukan sentuhan wanita. 

Sosok Maria tidak pernah tergantikan dalam hidupku. Dia adalah wanita paling sempurna yang pernah aku temui.

BACA JUGA: Ferdinand Sentil Anies Baswedan, Untuk Apa Bangun Stadion?

Maria meninggal dunia karena berusaha melahirkan calon buah hati kami. Sayangnya, bahkan dokter tidak bisa menyelamatkan keduanya karena telat melakukan penanganan. 

Saat itu hatiku benar-benar hancur, bahkan aksi bunuh diri berkali-kali ingin aku lakukan. Hari demi hari aku jalanani tanpa orang-orang yang aku sayangi, mereka begitu cepat meninggalkan aku. 

Hidup ini terasa hampa, makan, kerja dan tidur semuanya dilakukan seorang diri tanpa adanya semangat dan tujuan hidup.

Seperti biasa, menjelang akhir pekan aku selalu mendapatkan tugas yang menumpuk dari atasan. Karena terbiasa tidak membawa pekerjaan ke rumah, aku segera merapihkan semuanya agar tidak dikejar deadline. 

Waktu menunjukan pukul 1 malam saatnya aku harus pulang karena kerjaan telah selesai seluruhnya. Aku mengendarai mobil dengan begitu lambat karena rasa kantuk mulai menyerang. 

Menikmati perjalanan yang sepi, sesekali aku bersenandung agar tetap fokus. Setelah menempuh perjalanan setengah jam lamanya dari kantor. Aku melepaskan baju dan menjatuhkan badan di atas kasur yang empuk. 

Wangi kasur ini selalu mengingatkan aku akan Maria, dimana rasanya begitu nyaman berada dalam dekap pelukannya. Aku pun terlelap. "Aaaaaaaah...," teriak seorang wanita

Mendengar teriak desah tersebut aku mengabaikannya, karena masih berusaha tetap ingin menikmati kehangatan. Aku merasa tubuhku sudah basah seluruhnya, masih dengan mata tertutup dan beberapa kali mengubah posisi agar tak kehilangan kenyamanan ini.

Sampai akhirnya, ada air yang mengguyur wajahku, ini sentak membuat aku terbangun dan merasa kesal. Mencari asal air tersebut, rupanya janda montok tetangga sebelah sedang asyik menyiram halaman dan bunga-bunga kesayangannya.  

BACA JUGA: Kapolsek Cantik Terancam Hukuman Mati

"Woi! semprotannya bisa biasa aja nggak sih? nggak harus masuk jendela ke rumah saya, ganggu banget!," ucapku, berteriak dari jendela kamar.

"Maaf pak, tadi anak saya sembarangan semprot," balas janda tersebut.

"Udah basah semua ini, ya ampun," ucapku mengakhiri percakapan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Asahi Asry Larasati

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co