GenPI.co - Kisah horor yang kualami pada malam Jumat sekitar akhir 2018 sungguh mengerikan buatku.
Saat itu, aku yang sedang menginap di vila melihat sosok tinggi besar di bawah pohon.
Namaku Wawan. Aku bekerja sebagai karyawan swasta di perusahaan di Jakarta. Seumur hidup, aku belum pernah melihat hantu.
Aku baru melihatnya di rumah temanku. Saat itu, aku diajak temanku, Andri, menginap di rumahnya di kawasan Puncak, Bogor.
Aku dan Andri memang sudah seperti saudara. Andri adalah orang yang benar-benar mengerti kehidupan pribadiku.
Aku sering menceritakan apa pun kepadanya. Dia pun selalu melakukan hal yang sama. Suatu ketika dia mengajakku ke Puncak.
Aku sebenarnya tidak terlalu tertarik karena sudah cukup sering ke sana. Aku merasa tidak ada yang istimewa di sana selain hawa dingin dan kesejukan.
Namun, Andri terus memaksaku. Aku luluh. Kami berangkat Rabu pagi. Saat itu, kami sudah mengambil cuti.
Vila yang kami tempati terlihat biasa saja. Tidak ada yang terlalu istimewa. Namun, aku sempat merasa merinding ketika masuk kawasan vila itu.
Entah kenapa pikiranku menjadi kacau. Aku merasa ada orang lain di sekitarku. Entah siapa dia.
“Kamu ngerasa nggak, sih?” tanyaku ketika kami sudah di kamar.
“Halu kamu,” jawab Andri sembari bermian HP.
Aku diam. Kian malam, aura mistis terasa makin kental. Aku merasa ada sesuatu yang aneh. Tiba-tiba saja ada suara orang berjalan.
Aku menengok keluar. Tidak ada siapa-siapa. Aku yakin tadi mendengar ada orang berjalan. Aku mencoba tenang. Malam makin larut.
Aku tiba-tiba mendengar ada orang menyapu. Kali ini bulu kudukku benar-benar berdiri. Andri masih bermain HP.
“Dengar nggak?”
“Nggak ada apa-apa, kok,” jawab Andri.
Aku mencoba tenang, tetapi tidak bisa. Pikiranku benar-benar kacau. Suasana hening. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 02:30 WIB.
Andri sudah tertidur. Aku masih terjaga. Mataku seolah diganjal sehingga tidak bisa terpejam.
Aku mendengar ada suara orang batuk. Bau wangi menusuk hidungku. Aku ketakutan. Jujur, aku tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
Aku memberanikan diri membuka tirai jendela. Deg. Jantungku berdebar-debar seperti mau copot.
Aku melihat sosok tinggi besar di bawah pohon. Matanya sangat besar. Dia menatapku dengan tatapan tajam. Aku seperti terbius, tetapi ketakutan menjalari tubuhku.
Sejurus kemudian, kesadaranku kembali. Aku langsung bergegas menarik selimut. Tubuhku menggigil. Aku benar-benar ketakutan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News