Kisah Horor di Gunung: Suara Mengerikan Menghantui Kami

28 Desember 2022 23:50

GenPI.co - Aku tidak pernah menyangka pendakianku ke gunung berujung dengan kisah horor.

Selama ini, aku menganggap gunung adalah sahabatku. Aku cukup sering naik gunung.

Namun, kejadian sekitar lima tahun lalu tidak akan pernah kulupakan. Saat itu, aku dan dua temanku naik gunung di Jawa.

BACA JUGA:  Kisah Horor: Wanita Tanpa Kaki Menatapku Tajam

Aku tidak perlu menyebutkan nama gunung yang kami daki. Semuanya berjalan seperti biasanya pada awalnya.

Kami mempersiapkan diri dengan baik. Kami tidak melakukan persiapan khusus. Toh, kami sudah sering melakukannya.

BACA JUGA:  Kisah Horor: Hantu di Kantor Berjalan di Sampingku

Perjalanan menuju gunung yang kami daki sekitar tiga jam. Kami naik bus seperti biasanya.

Cuaca cerah. Saat itu memang musim kemarau. Kami memang lebih senang mendaki gunung saat kemarau.

BACA JUGA:  Kisah Horor: Hantu Wanita Muncul di Jendela saat Tengah Malam

Kami tiba di base camp sekitar pukul 12:00 WIB. Kami beristirahat sembari bercengkerama.

Toni terlihat asyik bermain game di HP. Raka sedang menyusun ulang peralatan di dalam tas.

Kami baru mendaki pukul 16:00 WIB. Perjalanan kami sangat lancar. Tidak ada kejadian apa pun yang kami alami.

Kami beristirahat beberapa kali. Kami memang tidak pernah tergesa-gesa ketika naik gunung.

Singkat cerita, kami akhirnya sampai di puncak gunung. Kami beristirahat sejenak, lalu mendirikan tenda.

Raka beberapa kali merengek. Dia merasa kakinya terasa berat. Raka juga merasa tasnya makin berat.

“Aneh,” ujarku dalam hati.

Sudah larut malam. Aku melihat jam. Sudah lebih dari jam 21:00 WIB. Kami bermain kartu sembari bercanda.

Brak. Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh. Suaranya cukup keras. Kami bertatapan, lalu keluar tenda.

Toni mengarahkan senternya ke setiap sudut. Raka berjalan agak menjauh. Aku berjalan ke arah berlainan arah dengan Raka.

Jantungku seperti mau copot. Aku melihat wanita berdiri tidak jauh di depanku. Dia membelakangiku.

Aku mencoba tenang. Mungkin pendaki lainnya, batinku. Aku menyapanya. Dia diam saja. Mungkin tidak mau diganggu, pikirku.

Aku berbalik arah. Aku tidak mau mengganggunya.

Aku menghentikan langkah ketika mendengar suara wanita memanggil. Tengkukku meremang. Aneh. Aku membalikkan badan. Wanita tadi tidak ada. Aku mencoba berpikir positif.

Dia mungkin sudah pergi. Aku kembali ke tenda. Di sana sudah ada Toni dan Raka. Wajah mereka terlihat aneh. Mereka seperti ketakutan.

“Kenapa?”

“Aman,” jawab Raka.

Suasana menjadi aneh. Kami lebih banyak diam. Aku mencoba memancing obrolan. Namun, Toni dan Raka tidak menanggapinya.

Kami tidur. Tiba-tiba ada suara merintih. Aku terbangun.

Aku benar-benar merinding. Seumur hidup naik gunung, aku baru kali ini mengalami kejadian aneh. Aku memberanikan diri melihat ke luar. Tidak ada apa-apa. Aku mencoba tidur sebisanya, tetapi tidak bisa.

“Tadi dengar nggak?” tanya Raka ketika kami sudah turun.

“Kamu dengar juga?” Toni bali bertanya.

“Aku malah melihat cewek di pojokan,” jawab Raka.

“Pakai baju lusuh?” aku menimpali.

“Kamu lihat juga?” tanya Raka. Aku tersenyum. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co