GenPI.co - Namaku Evelyne. Sejak keluargaku hancur berantakan, akhirnya aku diurus oleh mantan rekan kerja papa, om Rendy.
Om Rendy adalah pria yang baik, dia selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi aku setelah pulang kerja.
Semua itu bisa dia lakukan, lantaran dia sudah tidak lagi memiliki istri alias duda.
Tidak jarang om Rendy pulang larut malam dari indekos yang aku tempati, bahkan beberapa kali dia meminta izinku untuk menginap.
Menyadari dia tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh terhadapku. Aku mengizinkannya. Lagipula papa mengetahui bahwa rekan kerjanya ini selalu mampir ke tempatku.
Malam itu hujan deras turun, angin kencang seakan berusaha masuk dari sela-sela pintu dan jendela rumah, membuat ruangan terasa dingin lebih dari biasanya.
"Kamu kedinginan?," tanya om Rendy, sambil melihat kearahku.
"Sedikit, tapi nggak apa-apa kok, om," balasku.
"Nih, pakai selimutnya double, ya," lanjutnya.
"Jangan, buat om saja nanti masuk angin, cuaca akhir-akhir ini memang sedang tidak baik," kataku.
"Sudah, diam, ya," ungkap om Rendy, sambil memelukku dengan selimut.
Mendapatkan pelukan hangat dari om Rendy dari belakang, membuat jantungku berdebat tak karuan. Aku belum pernah merasakan hangatnya sentuhan pria lain, selain papa.
Nyamannya dekapan om Rendy, membuat aku tidak ingin melepasnya. Malam itu, aku pasrah hanyut dalam perasaan terlalu dalam.
Sejujurnya, aku takut. Takut tiba-tiba papa pulang dan melihatku dan om Rendy berada di posisi ini.
Namun, sesekali aku mengintip ke arah pintu, untuk memastikan sudah terkunci dan akhirnya membalas pelukannya dengan erat.
"Kamu tahu nggak? kalau skin to skin itu bisa lebih menghangatkan tubuh?," bisik om Rendy tepat di telingaku. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News