GenPI.co - Kisah cinta seseorang pasti menarik untuk diceritakan guna mengingatkan sebuah kenangan.
Hal itu seperti kisah cintaku dengan Nuri lima tahun lalu yang berakhir berakhir tragis.
Pertemuan aku dan Nuri cukup unik. Sebab, kami berdua bertemu di perlintasan balap liar di Kota Jakarta..
"Saat itu akan balapan di perlintasan 201 meter. Ternyata, lawan seorang pembalap wanita," kenangku.
Dalam ajang balap itu aku menang dari Nuri.
Uniknya Nuri yang menjadi lawanku malah menjadi kekasihku setelah enam bulan melakukan pendekatan sejak ajang balap itu.
"Nuri saat itu tidak pernah mau meninggalkan hobinya sebagai pembalap," ucapku.
Aku pun mau tidak mau menerimanya.
Lantaran, Nuri lebih dahulu mengenal dunia balap liar ketimbang denganku meski kini kekasihnya.
"Aku menerimanya dengan besar hati," ucapnya.
Sebenarnya, hal yang paling aku takutkan adalah Nuri kecelakaan di ajang balap liar.
Hal itu berkaca bahwa ajang balap liar tidak memperhatikan betul aspek keselamatan.
"Aku tidak mau kehilangan Nuri. Aku mencintainya. Aku ingin bersamanya," kataku.
Namun ketakutanku itu menjadi sebuah kenyataan yang begitu pahit.
Singkat cerita, saat itu Nuri akan turun balap liar dan dia agak sedikit ragu.
Pasalnya, dia saat itu sedang kurang sehat, tetapi mencoba memaksakan diri.
"Benar saja, saat ini menjadi malam kelabu di perlintasan 201 meter. Sebab, Nuri kecelakaan dan akhirnya meninggal dunia," ucapnya.
Aku pun sangat terpukul atas kejadian itu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News