Ramadan di Abu Dhabi, Cuaca yang Panas Jadi Tantangan Buatku

27 April 2022 16:30

GenPI.co - Perkenalkan, namaku Gabriel Firmansyah Harris. Ini adalah kisahku menjalani Ramadan di Abu Dhabi.

Aku berusia 22 tahun dan kini sedang berkuliah di Mohamed bin Zayed University for Humanities, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Aku sudah menempuh pendidikan sejak 2012 di Abu Dhabi, yakni dari SMP hingga kuliah.

BACA JUGA:  Ramadan di Finlandia, Toleransinya Sangat Tinggi, Bikin Tentram!

Kali ini aku akan menceritakan kisahku menjalani Ramadan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Cuaca panas dan waktu puasa yang lama menjadi kesulitan terbesar dalam menjalani Ramadan di Abu Dhabi.

BACA JUGA:  8 Tahun Ramadan di Abu Dhabi, Fazarna Kangen Bukber di Indonesia

Aku biasanya mulai berpuasa dari pukul 04.00, lalu berbuka pukul 18.30.

Kami terbilang jarang keluar rumah atau asrama karena cuaca Abu Dhabi yang sangat panas.

BACA JUGA:  Masuk Tahun Kedua Ramadan di China, Pandemi Masih Mengerikan

Namun, aku menganggap semua kesulitan itu bisa aku atasi dengan menggunakan AC.

Selain itu, saat Ramadan, waktu belajar di kampus juga menjadi singkat. Untuk tiap kelasnya, yang biasanya berdurasi 1 jam lebih, kini menjadi 45 menit saja.

Selama di Abu Dhabi, aku juga sering mengikuti buka bersama di sekolah dan kampus. Terkadang, aku suka mengabadikan momen itu menjadi reels di Instagram @geebereal.

Pihak sekolah kami juga terkadang mengadakan bagi-bagi takjil kepada para pekerja yang ada di pinggir jalan.

Di Abu Dhabi juga mengadakan salat Tarawih bareng, tetapi masuk 10 hari terakhir biasanya pukul 12 malam ada qiyamul lail.

Abu Dhabi juga menyajikan makanan khas Ramadan bernama Luqaimat, yaitu semacam gorengan bulat yang disiram sari kurma atau madu.

Ada juga Samosa, semacam gorengan segitiga yang isinya kadang sayuran atau daging. Untuk minuman, seperti es buah, biasanya kami bikin sendiri.

Jujur saja, selama tinggal di Abu Dhabi banyak hal yang aku rindukan tentang suasana Ramadan di Indonesia.

Mulai dari dibangunin sahur sama Mama, hingga buka bersama dengan keluarga.

Sekarang, sahur dan buka bareng di Abu Dhabi cuma sama teman sekamar saja.

Aku juga kangen keliling Serang, Tangerang, untuk mencari takjil sore hari dengan mengendarai motor. Tak hanya itu, aku kangen dikasih THR pas lebaran, karena di sini enggak ada yang namanya THR.

Aku berharap pada Ramadan tahun ini dosa-dosaku diampuni dan menjadikan diri kembali suci dari hal buruk. Amin. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co