GenPI.co - Cinta itu buta, cinta itu butuh pengorbanan. Aku begitu meyakini itu.
8 tahun lalu ku begitu bodoh karena cinta. Sebab, aku mengesampingkan segalanya hanya ingin mendapatkan hati wanita.
Saat itu aku tergila-gila dengan Nabila yang merupakan kembang desa di kampung halamanku.
Aku begitu ingin mendapatkan cintanya untuk diboyong ke kota.
"Nabila membutakan aku. Aku terlalu berambisi dan tergila-gila kepadanya," pikirku.
Singkat cerita, aku pun melakukan pendekatan dengan Nabila.
Namun, waktu aku untuk mendapatkan cintanya hanya satu minggu saja.
Keterbatasan waktu itu karena aku harus pulang ke kota dan tidak bisa berlama-lama di kampung.
Satu hari pertama aku berusaha mengenalnya lebih jauh.
Dua hari sampai tiga hari aku berupaya mendekatinya dengan mencari tahu berbagai kegiatannya.
Empat hari sampai enam hari aku berusaha menarik perhatiannya agar jatuh cinta kepadaku.
Hari ketujuh adalah saatnya aku menyatakan cinta dengannya.
"Nabila kamu di mana," ucapku lewat pesan singkat.
"Aku di bukit dekat rumah," ucap Nabila.
"Oke Nabila, aku ke sana," ujarku.
"Kamu hati-hati, jalan di sini curam," kata Nabila.
Aku pun memacu motor Supra ke sana.
Namun, apa daya. Aku terperosok ke lubang.
Aku pun terluka parah. Sebab, memacu kendaraan dengan kencang dan membuat terjadi kecelakaan itu.
Kaki dan tangan kiriku patah. Aku pun memberikan kabar ke Nabila.
Akan tetapi, tamparan keras kembali menyapaku.
Nabila menolongku bersama dengan kekasihnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News