GenPI.co - Namaku Dimas, aku adalah seorang mahasiwa yang sedang menempuh jenjang pendidikan di kota istimewa Yogyakarta.
Aku sangat senang bisa tinggal di kota ini. Sebab, Jogja merupakan tempat yang nyaman dan sangat bersahabat.
Aku juga memiliki banyak teman dari kampus. Bahkan, aku juga memiliki sepupu perempuan yang menjadi mahasiswi di kampus.
Namanya Alya, walaupun usianya sama denganku, namun nyatanya dia adalah adik dari Ayahku. Ya, dia adalah tanteku sendiri.
Oleh karena itu, kami tinggal bersama di sebuah kontrakan yang tidak jauh dari kampus. Bahkan, kami selalu keluar bersama sama di waktu libur.
Tidak hanya itu, Alya juga selalu bersikap baik kepadaku. Aku ragu kebaikannya itu dikarenakan hubungan keluarga kami.
Bahkan, beberapa kali aku juga merasa bahwa dia memendam perasaan kepadaku sejak tinggal bersama dengannya.
"Mas Dim, kamu kapan ke kampus? Nanti aku ikut bareng ya," ujar Alya kepadaku.
"Kamu emangnya ada kuliah?" tanyaku kepadanya.
"Enggak ada, mau ikut ke kampus aja sama kamu," tuturnya.
"Lho, kan enggak ada kuliah? Kenapa ikut? Kamu di rumah aja," ucapku.
"Aku kan tante kamu, jadi kamu harus nurut sama aku. Mau aku bilangin Bapak kamu?" katanya sambil sedikit merajuk.
"Iya, iya yasudah. Tapi enggak usah ikut kegiatan aku ya," mintaku kepada tante Alya.
"Ikut, tapi aku cuma liatin kamu aja," ucapnya.
Aku pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tante Alya pun ikut denganku ke kampus dan memperhatikan setiap kegiatan yang aku lakukan.
Bahkan, teman-temanku pun banyak yang menduga kami adalah sepasang suami istri karena kedekatan yang tidak biasa ini.
Walaupun begitu, aku tidak bisa menampik hal tersebut. Aku juga mengakui bahwa Tante Alya sangat cantik.
Dirinya juga memiliki tubuh yang aduhai. Beberapa kali aku juga sempat terpana melihatnya bersikap ramah kepadaku ketika kami sedang berada di rumah.
Setelah semua kegiatanku selesai, kami pun pulang ke kontrakan. Sebelum sampai di rumah, kami mampir sebentar ke minimarket.
Aku sempat merasa kaget saat dia membeli bahan masakan yang banyak sekali. Ternyata dirinya mengingat ulang tahunku.
"Ayo kita pulang, makan berdua. Aku bikinin kamu masakan yang enak pokoknya," tuturnya.
"Terimakasih banyak Tanteku yang cantik," ucapku.
Aku pun terpana melihat dia menggunakan celemek dan memasak di dapur. Hal tersebut membuat aku ingin berdiri di dekatnya.
Sebab, aku ingin melihat tubuh indahnya itu dari jarak yang sangat dekat.
Aku juga memperhatikan tangannya yang ahli dalam memotong kentang dan wortel. Gerakannya yang lembut membuatku merinding seketika.
Sambil membelah semangka, aku pun melihat senyumannya yang membuat ketingatku mengalir deras.
"Kamu lihat apa sih?" ujar Tante Alya.
"Ya lagi liatin kamu lah, soalnya kamu cantik," ucapku.
"Hey, jangan mulai menggoda, yah. Kamu itu keponakan aku," ucapnya.
"Kalau liat kan enggak apa apa, lagi pula enggak aku pegang," ucapku sambil tersenyum.
Setelah beberapa saat, hidangan yang kami buat pun akhirnya jadi. Aku makan dengan lahap di hadapannya.
Matanya yang besar membuatku terpana. Bahkan, sesekali aku pun tidak fokus saat melihat dirinya menyantap hidangannya sendiri.
Membayangkan makanan masuk ke dalam mulutnya membuat aku ingin juga masuk ke dalam tempat itu.
Tatapan matanya yang tajam membuat aku tertarik. Aku tidak taku apakah rasa ini wajar bagi seorang keponakan.
Yang pasti, rasa menegangkan ini membuatku bersemangat tiap kali aku menatap Tante Alya.
Tiba-tiba saja, tante Alya menatap terong milikku dan mengambilnya. Aku pun menahan tangan Tante Alya karena aku tidak ingin terongku disentuh oleh tangannya.
"Kenapa sih? Aku kan mau terongnya," ucap tante Alya.
"Ya enggak boleh dong, ini, kan, punya aku. Tante enggak boleh sentuh," ucapku.
"Sedikit aja, boleh yah?" ucapnya sambil memelas.
Setelah itu aku biarkan dia mengambil terong goreng milikku. Aku tahu dia sangat menyukainya.
Sampai-sampai terong goreng bagiannya sudah tersapu habis terlahap oleh mulutnya yang kecil itu.
Setelah itu, kami pun segera merapikan tempat makan dan mencuci piring bersama sama. Lagi-lagi pandanganku tak bisa lepas dari tubuh Tante Alya yang aduhai.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News