Tatapan Makhluk Penghuni Lorong Sempit, Sungguh Bengis

06 Februari 2022 20:50

GenPI.co - Masuk ke lorong sempit memang membuat Riska, takut. Ya, maklum temanku ini berasal dari desa, sehingga belum mengerti seluk beluk kondisi Jakarta.

Di Jakarta sangat mungkin menemukan gang atau lorong sempit sehingga aku terbiasa melewati itu. Namaku, Yuni teman satu kampus Riska.

Kali ini, aku ingin kembali menceritakan kisah horor dari temanku, Riska di lorong sempit dekat indekosnya.

BACA JUGA:  Cerita Horor: Kuntilanak Kampus Mengikuti Aku Pulang ke Kos 

Riska bercerita awal mula diganggu makhluk halus ketika kali pertama pulang malam pada Sabtu, kemarin.

Malam itu, Riska memang pamit lebih awal ketika sedang mengerjakan tugas kelompok bersamaku.

BACA JUGA:  Kuntilanak Merah Merintih di Meja Dapur, Bayangannya Mengikutiku

"Aku pulang, ya, karena sudah malem banget," seru Riska.

"Iya, hati-hati, Ris. Mau kami antar, kah?" sahutku.

"Enggak usah repot-repot semuanya. Aku bisa pulang sendiri, kok," katanya.

Setelah itu, kami membiarkan Riska untuk pulang sendiri. Namun, kejadian aneh dirasakan Riska setelah sampai di indekosnya.

Dia bercerita jika sedari awal melewati gang, ada yang memerhatikannya. Riska cerita hal itu melalui telefon WhatsApp.

"Yun, Yuni. Masih sama anak-anak, nggak? Aku takut banget, nih, Yun," ucap Riska lirih.

"Hah, iya masih, kok, ada apa, Ris? Kamu di mana sekarang? Sudah di rumah, kan?" jawabku.

"Iya, aku sudah sampai kos. Tadi, pas lewat gang, aku merasa ada seseorang yang melihatku dengan tatapan bengis. Aku rasa itu bukan orang," ceritanya.

Mendengar cerita Riska, aku mencoba menenangkannya karena memang sudah malam. Dari cerita Riska, aku pun mengerti mengapa dirinya selalu merasa dilihat makhluk halus.

Percaya atau tidak, ketika wanita sedang datang bulan, makhluk halus sangat tertarik untuk mencoba menggodanya.

Jadi, Riska ternyata memang sedang menjalanji hari pertama datang bulan atau menstruasi. Darah kotor yang biasa keluar membuat makhluk tersebut tertarik untuk mencoba mendekati.

Sebenarnya, Yuni sudah merasa tidak enak badan ketika mengerjakan tugas kelompok bersama kami. Namun, karena merasa tidak enak, dia memaksakan untuk tetap keluar hingga larut malam.

Di sela perbincangan kami, aku mendengar sebuah suara yang memanggil pelan. Bukan memanggil namaku atau Riska, melainkan seseorang yang bernama Ayu.

"Ayuuuu. Ayuuu, " bunyi suara tersebut.

Mendengar itu, aku sempat merinding karena Riska tinggal sendiri dan kami tidak punya teman yang bernama Ayu.

Riska lantas sangat panik sehingga memanggilku untuk menginap di indekosnya.

Setelah perdebatan panjang, akhirnya aku boleh menginap di rumah Riska oleh orang tuaku.

Singkat cerita, kami akhirnya bersama untuk istirahat. Aku tidak tega melihat Riska ketakutan sehingga menyuruhnya untuk tidur terlebih dahulu.

Aku pun kemudian menyusul karena mendadak merasa lelah. Seingatku, kami tidur pukul 04.00 dini hari menjelang Subuh.

Sebab, ketika Azan Subuh, aku terbangun untuk salat. Sementara Riska, aku biarkan untuk terus tidur karena memang lagi berhalangan.

Ketika salat, aku tidak lagi merasa takut. Mungkin karena malam ini sudah berakhir teror yang muncul dari makhluk tersebut.

Aku pun kembali tidur di samping Riska, dan kami bangun siang hari karena memang lelah sehabis mengerjakan tugas.

Selain itu, teror dari makhluk halus itu pun membuat kami terjaga untuk tidak tidur semalaman. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Puji Langgeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co