Pijatnya Terlalu Dalam, 10 Menit Saja Aku dibuat Berkeringat

16 Januari 2022 20:40

GenPI.co - Halo, namaku Putri, aku adalah seorang mahasiswi berumur 21 tahun yang tinggal di Jakarta.

Baru-baru ini, aku memiliki hobi baru, yaitu berolahraga.

Sebelumnya aku adalah seseorang yang tidak pernah berolahraga sama sekali. Namun, setelah melihat berat badanku yang terus naik, aku memutuskan untuk mulai berolahraga.

BACA JUGA:  Istri Kesal, Aku Sering Nginep di Rumah Mama Mertua

Olahraga yang aku lakukan hanya sebatas olahraga yang dilakukan di dalam rumah.

Maklum, aku masih malu untuk pergi ke gym karena tidak tahu apa yang harus dilakukan di sana.

BACA JUGA:  Udara Dingin Menyelinap di Sela Jendela, Mertua Sampai Betah

Selain olahraga di rumah, dua atau tiga kali dalam seminggu aku jogging di sekitar rumahku.

Sudah satu bulan lebih aku rutin berolahraga, tiba-tiba lutut di kaki kananku terasa nyeri dan sakit.

Selama seminggu aku mencoba untuk tak menghiraukannya, tetapi justru malah semakin terasa parah.

Aku teringat punya teman SMA yang saat ini berprofesi sebagai tukang pijat atau bahasa kerennya fisioterapis.

Namanya Abdul, dulu kami cukup dekat saat SMA, namun semenjak lulus kami tidak pernah bertemu lagi sampai sekarang.

Akhirnya aku langsung meneleponnya.

“Halo, Dul. Ini Putri, kamu sekarang jadi fisioterapis, kan ya?” Tanyaku.

“Oh, iya Put, kenapa?” jawabnya.

“Lututku sakit karena olahraga, kamu bisa bantu nggak?”

“Bisa sih, tapi kalau hari ini tempat kerjaku sedang tutup, kalau memang mau sekarang mungkin bisa ke rumahku saja, Put,” ujar Abdul.

“Oke Dul, rumahmu masih yang lama, kan? Nanti jam empat aku ke sana, ya?” Tutupku.

Akhirnya aku berangkat ke rumah Abdul sesuai dengan jam janjian kita.

Kenapa aku bisa tahu rumah Abdul? Karena memang dulu rumahnya dijadikan tempat berkumpul oleh kami.

Hampir tiap malam minggu kami berkumpul di rumahnya yang memang cukup besar itu.

Aku mengirim pesan ke Abdul untuk mengabari kalau aku sudah di depan rumahnya.

Dia keluar dari rumahnya dan menyuruhku untuk masuk ke dalam.

“Masuk aja, Put. Mama papa lagi keluar jadi rumah sepi nih kosong,” ujar Abdul.

“Yah, padahal aku mau ketemu sama mama papa kamu, udah lama ngga ketemu,” jawabku.

Abdul kemudian mengarahkanku ke salah satu ruangan di rumahnya, di dalamnya terlihat ada ranjang yang biasanya ada di tempat-tempat pijat.

Aku tiduran di atas ranjang tersebut dan Abdul mulai menyiapkan bahan-bahan yang dia butuhkan.

“Oke, aku mulai ya Put. Sakitnya di daerah lutut?” Tanya Abdul.

“Iya, Dul,” jawabku.

Abdul perlahan mulai mengolesi minyak ke bagian sekitar lututku.

Dia mulai menekan dan memijat bagian tersebut. Aku meringis menahan sakit.

Abdul yang melihat aku kesakitan mulai mengajak berbicara agar terdistraksi dari rasa sakit yang aku alami.

Akhirnya selama sesi pijat, kami berbincang-bincang cukup banyak membicarakan tentang kehidupan saat ini dan juga nostalgia saat jaman SMA dulu.

Tidak terasa 30 menit sudah berlalu, aku merasa keringatku bercucuran, kupikir karena menahan sakit. Tetapi saat aku melihat Abdul, dia juga bercucuran keringat.

Aku baru tersadar bahwa hawa terasa cukup panas di ruangan tersebut.

“Dul, ini AC mati ya? Panas banget soalnya,” tanyaku.

Abdul mencoba melihat ke arah AC, dan melihat bahwa memang mati.

“Loh iya ya, padahal tadi nyala,” ujar abdul sambil mengambil remote AC tersebut.

Dia kembali menyalakan AC dan hawa mulai terasa dingin lagi.

“Tadi mati lampu kali ya, jadi mati sebentar ACnya,” ucap Abdul sambil tertawa.

Kami berdua tertawa dan melanjutkan sesi pijat selama kurang lebih sepuluh menit.

Setelah selesai, kami kembali berbincang di teras depan hingga kedua orang tua dari Abdul datang.

Lututku sudah tidak terasa nyeri dan sakit lagi, besoknya aku langsung mulai kembali rutin berolahraga. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co