Gegara Mabuk Susu, Pacar Tetiba Teler dan Susah Berdiri

10 Januari 2022 20:30

GenPI.co - Kehidupan malam memang menyenangkan bila bertemu dengan orang yang satu frekuensi alias suka aktivitas tersebut.

Namaku, Dion. Aku tengah menjalin hubungan dengan seorang wanita asal Kota B, Yari yang telah menetap di Ibu Kota.

Ini kisah tentang kami yang kerap keluar pada malam hari untuk bekerja. Kegiatan itu sudah berjalan hampir dua bulan.

BACA JUGA:  Punggungku Memerah karena Ulah Mertua, Suami Marah-marah

"Sayang, sekarang mau kerja di mana?" ucapku.

Ketika aku bicara seperti itu, waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 WIB.

BACA JUGA:  Udara Dingin Menyelinap di Sela Jendela, Mertua Sampai Betah

"Yah, terserah, ke mana saja aku ikut," sahutnya.

Setelah menjawab pertanyaan itu, aku dan Yari pergi ke suatu tempat. Aku memilih kerja di angkringan dekat dengan kantornya.

BACA JUGA:  Istri Kesal, Aku Sering Nginep di Rumah Mama Mertua

Oh, iya, meski berbeda kantor, kami kerap keluar bersama dengan cara aku yang menjemputnya.

"Sayang, aku sudah di bawah. Kamu cepat turun, ya," tulisku memhirim pesan singkat.

"Ya," jawabnya.

Kami pun akhirnya sampai di tempat angkringan, Mas Rizky. Di sana ialah tempat favorit kekasihku.

Aku lantas memesan kopi dan juga nasi kucing beserta lauknya. Sementara pacarku, hanya pesan segelas susu karena sedang tidak nafsu makan.

"Kok, kamu pesan susu doang, sih? Nanti kamu mabuk, loh," tegurku.

Ya, pacarku ini cukup berbeda dengan kebanyakan orang. Dia cukup sulit untuk naik ketika minum air keras.

Namun, setetes susu jenis apa pun, dia mudah untuk tertidur bahkan melantur layaknya sedang mabuk.

"Iya, aku nggak apa-apa, kok. Aku coba tahan nanti kantuknya. Jadi, kamu nggak usah khawatir, ya," katanya.

"Ya, sudah, terserah saja. Selagi kamu minum susu pas lagi sama aku, itu nggak masalah," kataku lagi.

Hampir dua jam kami di angkringan sambil berbincang dan bekerja. Aku sangat menyukai suasana ini, karena terasa hangat dan intim perbincangan ini.

Aku lantas membujuknya untuk pulang karena sudah larut. Akan tetapi, Yari menununjukkan gejala yang sama setelah minum susu, yaitu mengantuk parah.

"Hei, hei, hei. Kamu masih sadar? Masih bisa jalan, nggak?" ujarku.

"Hah, hah? Iya ayuk ke mana lagi kita," jawabnya melantur.

Dengan sekuat tenaga untuk menggendong Yari, aku pun berusaha untuk tetap kuat hingga mengantarnya pulang.

Di perjalanan, Yari kerap bicara 'ngawur', yang artinya sudah benar-benar terpengaruhi oleh susu yang diminumnya.

"Semua gegara susu, nih, pasti. Kalau tahu begitu, aku larang dia, nih," gumamku.

"Sayang, aku mau makan bubur ayam, tapi nggak mau pakai ayam. Eh, tapi nanti namanya bukan bubur ayam dong?" ujar Yari mengigau.

"Ya, terserah kamu. Aku pasrah saja. Yuk, makan di indekos kamu saja," kataku.

Setelah berbicara seperti itu, Yari mendadak tidur di pundakku. Aku lantas mengantarnya segera untuk sampai ke rumah.

Sungguh, perjalanan dini hari itu cukup melelahkan karena membawa pacar yang tengah mabuk. Namun, bukan karena minuman keras, melainkan hanya segelas susu. (*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Puji Langgeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co