Kecelakaan Bareng Pacar Saat Rumah Kosong, Duh Ngilunya!

16 Desember 2021 21:50

GenPI.co - Hujan turun dengan deras sepanjang hari. Aku dan pacarku, Widi, sedang bercengkrama di balkon rumahnya.

Aku datang ke rumah Widi pukul 10 pagi tadi. Rencananya, kami ingin pergi makan siang di daerah Jakarta Barat.

Namun, hujan mulai turun sekitar pukul 12. Sayangnya, aku sedang membawa motor, karena mobilku dipinjam papa untuk pergi ke Bogor.

BACA JUGA:  Suamiku Berbohong, Papa Mertua Hadir Berikan Pencerahan

“Kita jadi enggak bisa pergi nih,” kataku.

“Iya, padahal aku sudah rapi,” jawab Widi.

BACA JUGA:  Wejangan Ibu Mertua Membuat Istriku Makin Nempel dan Luluh

Akhirnya, Widi pun menyarankan kami memasak mie instan dulu untuk mengganjal perut.

Kami berdua akhirnya masuk ke rumah. Hari ini, rumah Widi memang sedang tak ada orang.

BACA JUGA:  Ibu Mertua Lebih Seksi dari Istri, Aku Tega Lakukan Hal ini

Ayah dan ibu Widi sedang berlibur ke Cirebon. Sementara itu, kakak Widi sedang menginap di rumah temannya.

Aku pun mengikuti Widi berjalan menuju dapur.

“Bentar aku cari panci dulu di mana ya?” kata Widi.

“Lah, masak kamu enggak tahu panci ditaruh di mana? Kan ini rumahmu,” ledekku.

“Ih ini habis dipindah-pindahin, jadi yang tahu cuma ibu,” jawab Widi.

Panci itu akhirnya ditemukan di salah satu lemari di sebelah kiri kompor.

“Nah, sekarang, mie instannya dipindahin ke mana sama ibu?” kata Widi kepada dirinya sendiri.

“Coba di lemari sebelah kulkas ada enggak?” jawabku.

Widi dan aku pun mengecek lemari di sebelah kulkas. Namun, hasilnya nihil. Kami hanya menemukan telur, gula, sirup, teh, dan kopi.

Tiba-tiba, Widi mengadah ke atas.

“Oh, mie-nya ditaruh ayah di atas kulkas, karena kemarin takut kena debu saat memindahkan barang,” ujarnya.

“Nah, ya sudah coba lihat masih ada enggak di atas kulkas,” jawabku.

“Aku enggak sampai, Dino. Tolong ambilin boleh?” tanya Widi.

Aku pun mengiyakan permintaan tolong Widi dan menjulurkan tanganku ke atas kulkas.

Namun, tiba-tiba aku merasakan rasa ngilu di pinggang sebelah kanan.

“Adu-duh,” teriakku sambil memegang pinggang kanan.

Widi yang kaget pun langsung menghampiriku dan ikut memegang pinggang kanan.

“Kamu kecengklak?” tanya Widi. Aku pun hanya mengangguk malu sampai-sampai Widi tak kuasa menahan tawanya.

“Ya sudah, aku ambilkan koyo ya,” ujar Widi.

Kami pun akhirnya menunggu hujan reda sembari makan mie instan. Saat pinggangku sudah mulai tak terasa sakit, kami akhirnya jadi pergi ke tempat tujuan kami, tapi itu sudah pukul 5 sore.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co