GenPI.co - Sepatu putihku yang bersih itu pun akhirnya kotor terkena kubangan lumpur di jalan. Aku pun merasa kesal dan marah. Sebab, hari itu aku akan melakukan kencan pertama dengan seorang pria yang aku kenal melalui sosial media.
Namun, karena insiden itu, aku harus membersihkan sepatuku di toilet kafe agar penampilanku tampak paripurna.
Sialnya, noda di sepatuku susah dibersihkan, sehingga butuh waktu lama.
“Maaf aku telat,” kataku sambil berusaha berusaha merapihkan rambutku.
Aku melihat sosok pria yang aku kenal di media sosial. Melihat aku datang, pria yang akrab aku sapa Viki berdiri dan menyodorkan tangan.
Aku pun segera menyambut tangannya yang putih bersih itu. Namun, setelah itu dia berkata kepadaku yang agak sedikit menyentak.
“Kotor banget kamu, dari mana saja?” ucap Viki.
“Oh, maaf, ada sedikit insiden kecil tadi, aku kena comberan di jalan usai hujan,” kataku.
“Kasihan, makasih ya, sudah effort untuk bertemu denganku,” kataku.
Tak kusangka Viki orang yang menyenangkan, dia menerimaku apa adanya. Setelah pertemuan itu, hubungan kami menjadi dekat.
Selang sebulan, kami pun memutuskan untuk jadian. Viki orang yang menyenangkan dan sangat perhatian.
Namun, setelah hubungan kami berjalan lima bulan, hubunganku dengan Viki menjadi flat.
Aku pun merasa bosan dengannya. Tak ada tantangan baru dan masalah baru. Hubungan kami jadi kurang berkesan.
“Aku bosan dengan hubungan kita,” kataku.
Memang, malam itu aku terkesan mencari perkara. Mendengar perkataanku, dia Viki pun menjadi marah besar dan aku merasa Viki tak seperti yang aku kenal dahulu.
Kami pun memutuskan untuk menyudahi hubungan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News