Ikatan Cinta Sudah Bertaut, Tetapi Takdir Berkata Lain

GenPI.co - Halo, makin berat aja rasanya. Hari berlalu dan rasanya selalu bagai rintangan yang tiada henti.

Kita kenalan dulu, nama aku Marta Ayu. Ini ceritaku.

Waktu itu aku selalu merasa sendiri meski berada di keramaian. Selalu sepi meski teman kantor di pojok sedang berjoget musik dangdut karena bos sedang pergi.

BACA JUGA:  Pedang Milik Menantu Panjang dan Keras, Aku Sampai Merintih

Namun, dunia seperti ini lebih baik, jauh lebih baik dibanding ketika aku sudah di kos.

Rasa sepi itu makin tinggi ketika tubuhku sudah rebahan di kasur.

BACA JUGA:  Selingkuh dengan Gadis Penjual Kopi, Tuhan Turunkan Azab

Kamar kos yang enggak besar-besar amat itu jadi saksi bagaimana aku melawan kesepian.

Hingga beberapa belakangan ini sekuntum bunga di depan kamar kos mekar.

BACA JUGA:  Azab Istri Egois, Sang Suami Direnggut Maut

Begitu pula bunga di hati ini yang telah lama layu.

Seorang pria bernama bayu menjadi warna yang menghiasi.

"Kayaknya, aku perlu belajar banyak dari kamu," kata dia.

Bayu ini karyawan baru. Kantor lalu menyuruhku untuk membuat bayu beradaptasi dengan lingkungan.

Ah, hidup, Bayu malah sepertinya beradaptasi dengan lingkungan hatiku, bukan kantor.

Intensitasku dengan dia pun meningkat. Kami sering mengobrol soal kantor hingga masalah pribadi.

"Oh, udah sendiri lama juga?" katanya.

Dari sana, benih-benih itu pun muncul. Aku jadi betah di kantor, betah lama-lama memandangnya.

Kadang kala, pulang dari kantor kami sempatkan main. Entah menonton film, makan, hingga sekadar mengelilingi Jakarta yang macet ini.

Namun, dia tidak juga segera menyatakan cinta kepadaku. Aku pun geregetan.

"Selama ini kamu menilai aku apa?" kataku

Dia lantas bercerita banyak, kami jadi saling terbuka.

Dia mengaku nyaman jalan denganku dan aku adalah wanita baik.

"Maaf, aku sepertinya belum bisa membuka hati lagi," katanya.

Aku memakluminya, wanitanya sebelum aku memang benar-benar telah menyakiti hatinya.

Aku dan dia pun kini hanya berteman, berbagai kebahagiaan, tanpa tuntutan ala anak pacaran. Namun, asik juga dijalani.

Ya, inilah hidup, ikatan cinta hadir saat Tuhan telah merestui kami, tetapi kenyataannya itu belum. Selama belum ada, hubungan ini pun akan terus mengambang.(*)