Minta Main Bertiga Sama Adik, Aku Pasrah Demi Suami Senang

09 September 2021 19:05

GenPI.co - Udara malam menyinggung perasaan lelah akibat hidup bersama seseorang yang tidak cinta terhadap diri sendiri.

Ya, perasaan ini kerap hadir di dalam kehidupan rumah tanggaku dengan Mas Yovi.

Meski sudah tiga tahun menikah, kami seperti berada di jalan berbeda ketika menyangkut rumah tangga.

BACA JUGA:  Kata Bapak, Ulekan Kekasihku Nikmat Banget, Ahhh

Sebelumnya, perkenalkan, namaku Rima. Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara.

BACA JUGA:  Bapak Mertua Bilang Cuma Kepala, Ternyata Masuk Semua, Bahagia!

Aku menikah dengan Mas Yovi karena orang tua kami yang saling kenal. Ya, bisa dikatakan bahwa kami menikah karena perjodohan.

"Apa kita harus cerai, Rim? Aku pikir perasaan dan kehidupan kita tidak akan berjalan baik jika terus begini," ucap Mas Yovi.

"Loh, kenapa tiba-tiba, Mas? Apa aku ada salah sama kamu?" sahutku.

"Tentu tidak, Rim. Hanya saja, aku merasa tidak bisa membahagiakanmu karena perjodohan ini," sanggahnya.

Malam itu, aku berbincang cukup panjang bersama Mas Yovi untuk membahas perceraian.

Akan tetapi, aku jelas menentang perceraian tersebut lantaran takut menyandang status janda.

Selain itu, aku merasa hubungan ini bisa diperbaiki jika benar-benar tepat penangannya.

"Mas, bagaimana kalau kita liburan bareng? Aku tahu, sih, memang mendadak, tetapi bisa dicoba karena kita jarang bersama-sama, kan," ucapku.

"Ya, boleh dicoba. Bagaimana kalau akhir pekan ini kita ke pantai," jawab Mas Yovi.

Singkat cerita, kami akhirnya berangkat pergi ke pantai dengan perasaan yang aneh.

Entah mengapa, aku merasa canggung, bahkan terlihat tidak nyaman.

Meski demikian, Mas Yovi terlihat cukup tenang menghadapiku.

Dia terus menggenggam tanganku saat perjalanan di mobil.

"Mas, aku minta maaf kalau akhirnya harus begini. Aku malah canggung jalan sama kamu, padahal kita sudah lama bersama," ujarku.

Tanpa ada sepatah kata apa pun, Mas Yovi hanya memberikan senyum yang terpancar memesona.

Setelah sampai di pantai, kami pun mencari tempat untuk duduk sambil menikmati keindahan alam.

Sedang asyik melepas penat selama ini, aku mendapat kejutan tak terduga dari suamiku, Mas Yovi.

Dia mendadak membuka baju di depanku untuk mengajak untuk berenang bersama.

Merasa tertantang, aku pun ikut membuka baju untuk mengejutkan Mas Yovi.

"Jangan coba-coba kamu buka di sini, ya, awas kamu nanti banyak yang lihat kamu gimana? Aku nggak rela, ya!" tegur Mas Yovi.

"Memang kalau aku buka di sini, nggak boleh, Mas? Kan, supaya sama kita buka-bukaan, hehe," sahutku.

Setelah berdebat panjang sambil bercanda, kami pun menghabiskan waktu berdua hingga malam hari.

Kami memang berencana menginap di salah satu hotel dekat dengan pantai, alasannya memang karena cukup jauh dari rumah.

Usai sampai di kamar hotel, tiba-tiba Mas Yovi mendekat ke arahku dengan tatapan yang tak biasa.

Dia seakan menginginkan sesuatu dariku, tetapi aku tidak tahu apa.

"Mas, kok, tatapannya begitu? Ada yang salah dariku? Apa Mas Yovi minta sesuatu? Tolong bicara, Mas," kataku.

Aku merasa jantung berdegup kencang usai Mas Yovi menginginkan hal tak terduga.

Mas Yovi ternyata minta main bersama wanita lain yang sebenarnya adalah adikku, Dewi.

Mendengar permintaan itu, aku tak bisa menahan perasaan sedih bahkan hampir menangis.

Sebab, aku tidak tahu harus menanggapi permintaan itu dengan cara apa.

"Aku nggak tahu maskud Mas Yovi apa dengan mengajak Dewi? Apa mas Yovi mau begitu sama adikmu sendiri?" ucapku lirih.

"Ha ha ha, bukan itu maksudku, Rim. Jadi, Dewi itu klienku dan dia mau bertemu dengan kita berdua," jawab Mas Yovi.

"Jadi, kamu nggak usah khawatir, ya. Aku tak akan berbuat macam-macam meski kita tak saling suka, apalagi kepada adik ipar. Mungkin usai liburan ini, kita bisa makin dekat, ya, Rim," tambahnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co