GenPI.co - Aku mungkin salah satu istri paling beruntung di dunia karena memiliki suami yang sangat pengertian.
Aku dan suamiku, Arya, baru menikah setahun. Kami belum dikaruniai momongan.
Selayaknya pasangan suami istri (pasutri) muda, kami sedang menjalani mahligai rumah tangga yang sangat hangat.
Suamiku sangat mengerti aku. Dia tidak pernah memaksakan kehendak. Arya juga pekerja keras. Dia pun cukup romantis.
Nyaris tidak ada yang aku keluhkan tentang dia. Kalau ada yang kukeluhkan, paling cuma kebiasaannya bermain media sosial.
Namun, aku juga memahami sikapnya. Sebab, suamiku juga menjalankan usaha online.
“Kamu kenapa, sih, mau sama aku?” tanyaku. Aku sedang bermanja dengan Arya.
“Kalau ditanya alasan, aku tidak tahu. Alasannya ada di sini,” Arya menyentuh dadanya dengan jari.
“Gombal,” aku mencubit lengannya.
Aku berbunga-bunga. Gombalan-gombalan kecil dari Arya selalu bisa membuatku merasa bahagia.
Arya juga tidak pernah menuntut. Soal makanan, misalnya. Dia akan melahap apa pun makanan yang kumasak.
Suamiku juga sering membantuku menyelesaikan pekerjaan rumah. Dia tidak sungkan mengepel.
Arya juga tidak malu mencuci piring. Wanita mana yang tidak bahagia memiliki suami seperti Arya?
Suamiku juga cukup lucu. Kadar kelucuannya lebih mengarah ke konyol. Soal bermain medsos, misalnya.
Suatu ketika Arya mengajakku berjoget untuk diunggah di akun TikTok kami.
Kami memang mempunyai akun TikTok untuk mengabadikan berbagai momen menyenangkan.
Saat itu Arya menunjukkan video berisi pasangan suami istri yang sedang berjoget dengan riang.
Arya ternyata terinspirasi dari video itu. Awalnya, aku enggan menerima ajakan Arya.
Namun, Arya terus merayuku. Aku pun menyanggupinya. Kami sengaja merekam video di ruang tamu.
Aku sempat canggung. Arya pun segendang sepenarian. Kami sempat kesulitan bergoyang.
“Ha ha ha,” aku tertawa sendiri ketika melihat rekaman video.
Arya juga tertawa. Kami dilanda kebahagiaan. Kami pun melanjutkan membuat video.
“Eh, maaf,” tiba-tiba Pak Rendi muncul.
Dia adalah tetangga kami. Rupanya aku lupa menutup pintu dengan rapat. Pak Rendi pun melihat kami bermain TikTok.
Aku malu banget. Arya juga terlihat tersipu. Pak Rendi hanya garuk-garuk kepala.
“Maaf ganggu. Ada undangan,” Pak Rendi terlihat tidak enak hati.
“Silakan masuk, Pak. Nggak apa-apa, kok. Kami sedang lucu-lucuan saja,” ujarku.
Namun, Pak Rendi telanjur tidak enak hati. Dia pun menyerahkan undangan, lalu pamit. Aku dan Arya bertatapan.
“Lanjut?” tanya Arya.
“Siapa takut?” jawabku.
Kami pun melanjutkan keasyikan bermain TikTok. Benar-benar menyenangkan, ujarku dalam hati. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News