GenPI.co - Kisah cintaku dengan Nabila tidak selalu soal hal-hal manis dan kebahagiaan saja. Sebab, harus bisa saling menerima kebiasan buruk satu sama lainnya.
"Aku berusaha mencintai kamu tulus dan menerima kekuranganmu," kataku kepada Nabila.
"Makasih mas, aku juga berusaha sama dan belajar agar lebih baik," timpal Nabila.
Suatu ketika saat aku mengunjungi mall bersama Nabila di kawasan Jakarta untuk melepas penat, dia malah bertingkat cukup menjijikan.
Pasalnya, Nabila sedang flu membuat hidung berlendir di depan umum.
Bukannya dibersihkan, Nabila malah tertawa menunjukkan lendir ingusnya di depan aku.
"Nabila bersihkan lendir itu. Kamu buat malu saja," jengkelku.
"Gimana si mas, katanya menerima segala kekurangan aku," jawab Nabila.
"Ini baru lendir ingus, lho," tambahnya.
"Tapi tidak seperti itu," jengkel aku sambil membersihkan lendirnya dengan tisu.
Setelah kejadian itu, aku dan Nabila memutuskan masuk ke tempat makan untuk mengisi perut yang mulai keroncongan.
Nabila lagi-lagi membuat aku kesal, karena dia bersin dengan sekencang-kencangnya hingga pelanggan lain kaget.
"Kamu apa-apaan ini. Biasanya tidak seperti itu. Kenapa suka banget bikin sensasi hari ini? Tanya aku.
"Gak apa-apa mas, lagi pengen beda saja di depan kamu," jawab Nabila.
Aku hanya bisa mengelus dada melihat tingkah Nabila saat itu. Kesal pastinya. Akan tetapi, aku sudah berjanji menerima kekurangannya.
Akhirnya, aku dan Nabila memutuskan pulang dengan motor bebek yang sudah usang.
Di sepanjang perjalanan aku bersyukur Nabila masih mau menaiki kendaraan bututku. Aku sadar kekurangan ku bisa diterima oleh Nabila.
Tiba-tiba Nabila berkata kepada aku. Pasalnya, kejadian di mall tadi hanya settingan belaka untuk melihat respons aku kepadanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News